Bandung (BR.NET).- Paska deklarasi bergabungnya PAN (Partai Amanat Nasional) di koalisi Bedas yang akan mengusung petahana dalam kontestasi pilkada Kabupaten Bandung November mendatang.
Praktis kini hanya tersisa 3 partai politik yakni Golkar, PKS dan PDIP yang belum menentukan sikap, yang kemungkinan akan Bersatu untuk melawan kekuatan koalisi petahana, hal tersebut disampaikan Ketua Jamparing Institute H. Dadang Risdal Azis, Pada Kamis 4 Juli 2024.
Hal ini mengindikasikan bahwa Pilkada Kabupaten Bandung berpotensi hanya akan diikuti oleh dua pasangan saja. Secara hitungan di atas kertas, koalisi petahana yang terdiri dari PKB 12 kursi, Nasdem 6 kursi, Demokrat 7 kursi, Gerindra 6 kursi ditambah PAN 4 kursi, berjumlah 35 kursi di DPRD Kabupaten Bandung, Terang Dadang.
” Adapun perolehan suara gabungan dari 35 kursi tersebut kalau dikalkulasikan adalah sebesar 1.191.852 suara, “.
Sementara kalau tidak berubah Koalisi yang dibangun Golkar, PKS, dan PDIP adalah sebesar 727.160 suara. Artinya jumlah suara koalisi petahana sebesar 62 persen dan koalisi penantangnya adalah sebesar 38 persen, saat ini.
Koalisi petahana sudah menentukan Calon Bupatinya yakni mengusung HM. Dadang supriatna, sementara untuk calon wakil Bupatinya sampai bulan juli 2024 atau sebulan jelang pendaftaran, koalisi belum menentukan siapa kandidat yang akan mendampingi Dadang Supriatna, mungkin masih dalam penggodogan di internal koalisi Partai.
Di sisi lain koalisi penantang, Syahrul Gunawan dan Gun-gun Gunawan atau dua Gun-gun semakin mantap digadang-gadang sebagai kandidat Cabup/cawabup meskipun PDIP sebenarnya memiliki kandidat yakni luthfi hafiyan atau kang upi. Tetapi peluang terbesar yang akan diusung oleh koalisi penantang adalah dua Gun-gun, Ungkap Ketua Jamparing.
“ Ya, secara hitungan kertas pasangan yang diusung koalisi Bedas memang lebih unggul, menguasai 64 persen kursi DPRD dan 62 persen suara sah saat pileg kemarin, tetapi fotografi gambaran tersebut tidak bisa menjadi ukuran pasti, karena karakteristik pilkada sangat berbeda dengan pileg. Preferensi calon pemilih di kabupaten Bandung menurut data di data base jamparing Institute dari pilkada ke pilkada, itu lebih dominan kepada sosok/figur dibanding pada raihan suara Pileg.” Tegas Dadang Risdal.
Popularitas Dadang Supriatna memang tidak diragukan lagi, dengan gebrakan pola pemerintahan dan program-program unggulanya. 3,5 tahun menjabat benar-benar dimaksimalkan selain untuk menggenjot Pembangunan di berbagai sektor juga dipakai untuk menaikan citra popularitas dirinya.
” Pro kontra terhadap setiap langkah kebijakan justru membuat Nama dan jargon bedasnya makin akrab ditelinga Masyarakat, “.
Begitu pula dengan Sahrul Gunawan Namanya juga makin melejit, meski seolah peran wakil bupatinya diamputasi tapi Sahrul bisa mengambil peran disisi lain dengan lebih mendekatkan kepada Masyarakat kecil, blusukan ke berbagai daerah dan wilayah yang selama ini belum tersentuh, Jelas Ketua Jamparing.
Demikian dengan Gun-gun Gunawan sosok yang murah senyum ini pun telah dikenal luas oleh Masyarakat Kabupaten Bandung.
Mantan Wakil Bupati pada periode sebelumnya, dinilai berhasil dengan mulus selama mendampingi Dadang naser.
Saat ini Gun-gun menduduki jabatan Ketua DPD PKS juga berhasil terpilih menjadi anggota DPRD dari dapil 1. Selain dikenal sosok yang agamis, Gun-gun juga dikenal sosok yang low profil, ramah dan bersahaja.
Karakteristik calon pemilih di Kabupaten bandung memang sangat unik dan komplek, ada pemilih rasional, pemilih ideologis, pemilih figure. Karakter ini tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga sudah menyebar di seluruh wilayah pedesaan.
Pemilih ibu-ibu lain lagi, cukup lihat foto atau poster, terlihat ganteng langsung coblos. Kondisi inilah yang harus dioptimalkan oleh semua pasangan untu meraih simpati dan empati Masyarakat guna mendapatkan dukungan yang maksimal.
“ kekuatan dua pasangan ini berimbang, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, Dua-duanya juga berpeluang memenangkan kontestasi pilkada, angka hanyalah sebuah hitungan diatas kertas. Bukan sebuah jaminan kemenangan atau kekalahan. Semua akan mengoptimalkan segala daya dan Upaya baik mesin partai juga relawan. Masyarakat tentu punya pandangan lain yang akan mempengaruhi preferensi menentukan pilihanya” Tukas Ketua Jamparing Institute. (Hamdan)
Discussion about this post