Bandung (BR.Net) Generasi Z Kabupaten Bandung menegaskan bahwa memilih pemimpin tidak cukup hanya dengan modal popularitas dan tampang. Mereka menuntut calon Bupati Bandung harus memiliki kapasitas dan kapabilitas mumpuni agar masyarakat tidak menyesal di kemudian hari.
Hal itu terungkap dalam sebuah diskusi “Menguji Kapabilitas Calon Bupati Kabupaten Bandung” yang digagas Galuh Muda. Acara yang digelar di Teras Sentani, Cangkuang, Sabtu (19/10) malam ini menjadi ajang bagi Gen Z untuk menguji kapabilitas para calon Bupati Bandung.
Namun, dari dua calon Bupati yang diundang, hanya Dadang Supriatna yang berani hadir dan bersedia berdiskusi dengan gen Z. Calon Bupati lainnya, Sahrul Gunawan, tidak menampakkan batang hidungnya. Ketidakhadiran Sahrul ini memicu pertanyaan dan kekecewaan di kalangan Gen Z.
“Kami mengundang kedua calon Bupati, baik cabup nomor 1 maupun cabup nomor 2 untuk kita uji kapabilitasnya. Tapi hanya Cabup nomor 2, Pak Dadang Supriatna yang hadir. Sangat disayangkan kembali calon nomor 1 tak datang,” kata host.
Ketidakhadiran Sahrul Gunawan menjadi pertanyaan besar bagi ratusan gen Z yang hadir. Padahal sebelumnya, Sahrul telah menyatakan kesediannya untuk hadir pada acara diskusi bersama gen Z Kabupaten Bandung.
“Kami kecewa karena Pak Sahrul tidak hadir. Padahal, acara ini adalah kesempatan emas bagi para calon Bupati untuk mendengarkan aspirasi dan kritik langsung dari generasi muda,” ujar Amy Noor (18), salah seorang peserta diskusi.
Gadis cantik asal Kecamatan Baleendah itu menyebut acara diskusi itu tadinya merupakan kesempatan bagi gen Z untuk menguji sekaligus untuk membandingkan kapasitas dan kapabilitas kedua calon Bupati Bandung.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nauval (20), warga Kecamatan Cangkuang. Ia menyebut karena Sahrul membatalkan kehadirannya secara mendadak setelah calon Bupati Bandung nomor urut 2 Dadang Supriatna juga hadir, ratusan gen Z tampak kecewa karena tidak bisa mengetahui kapasitas dan kapabilitas Sahrul Gunawan.
“Tadinya saya berharap dapat membandingkan kapabilitas kedua calon Bupati sebelum kita memutuskan mau milih siapa. Supaya tidak ibarat membeli kucing dalam karung. Ternyata Pak Sahrul enggak hadir. Apakah takut kalah telak sama Pak DS,” ujar Nauval sambil tersenyum kecil.
“Saya kira calon pemimpin itu tidak cukup modal tampang dan popularitas. Ini bukan kontes mau milih calon artis. Tapi pemimpin itu harus punya kapabilitas mumpuni dan komitmen tinggi untuk menyejahterakan masyarakat,” tambah dia.
Sementara itu, Dadang Supriatna atau akrab disapa Kang DS yang menjadi satu-satunya calon Bupati yang bersedia hadir, disambut positif oleh Gen Z. Mereka menilai Dadang Supriatna memiliki kapasitas dan kapabilitas yang dibutuhkan untuk memimpin Kabupaten Bandung.
“Pak Dadang Supriatna menunjukkan komitmennya terhadap kemajuan anak muda, terutama milenial dan Gen Z. Beliau bersedia mendengarkan aspirasi kami dan memberikan jawaban dan solusi yang konkret,” ujar Mutia (20), peserta diskusi lainnya.
Mutia yang berasal dari Kecamatan Pameungpeuk mengaku sangat bersyukur dapat hadir pada acara diskusi yang menarik tersebut. Pasalnya, ia yang awalnya tidak mengenal kedua pasangan calon Bupati, kini telah memiliki gambaran siapa calon Bupati yang akan dipilihnya.
“Kami ingin pemimpin yang benar-benar mengerti dan peduli terhadap aspirasi generasi muda. Pemimpin yang punya kapabilitas, bukan cuma sekedar modal popularitas dan banyak gaya,” tegas Rian, salah satu peserta diskusi lainnya.
Para gen Z yang ditanya awak media rata-rata berharap, calon Bupati yang terpilih kelak dapat menjawab tantangan dan harapan generasi muda, serta membangun Kabupaten Bandung yang lebih baik dan sejahtera.
Pada kesempatan itu, Cabup nomor urut 2 Dadang Supriatna menyambut antusias pertanyaan-pertanyaan kritis dari para pemuda dan gen Z yang hadir. Ia dengan sabar dan terbuka menjawab berbagai pertanyaan terkait program dan visi misi untuk membangun Kabupaten Bandung(Gum)
Discussion about this post