Bandung (BR.NET).- Pusat Intelijen Medik Badan Intelijen Negara (BIN) kerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Ciwidey melaksanakan program dan kegiatan intervensi pemberian gizi pada balita dalam rangka percepatan menurunkan angka stunting di 7 (tujuh) desa di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Terkait program itu, Tim Pusat Intelijen Medik membawa personil yang terdiri dari unsur dokter, analis, perawat dan nutrisionis.
Pemilihan Kecamatan Ciwidey sebagai lokasi percontohan dari Pusat Intelijen Medik didasarkan pada survei kesehatan Indonesia tahun 2023 dimana angka stunting di Kabupaten Bandung mencapai 29,2 %, sebagai upaya dukungan terhadap program pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting hingga 14 % pada tahun 2024.
Pusat Intelijen medik Badan Intelijen Negara hadir melakukan intervensi terhadap gizi balita dengan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang diberikan kepada 106 balita kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Kecamatan Ciwidey, Puskesmas Ciwidey dan Puskesmas Rawabogo dan Pemerintahan Desa di 7 Desa.
Pemberian PMT ini dalam rangka perbaikan status gizi balita yang dilaksanakan selama 60 hari/2 bulan. Program ini sudah berlangsung selama sebulan dan rencananya pemberian PMT ini dilaksanakan hingga bulan November 2024.
Selain pemberian PMT, juga dilaksanakan pelatihan terhadap 52 orang kader mengenai penanganan dan pencegahan stunting, pengukuran antropometri untuk meningkatkan kualitas kinerja sumber daya manusia kader dan untuk mendapatkan data yang akurat pada pengukuran dan penimbangan.
Untuk meningkatkan standar pemberian makanan tambahan yang akan diberikan Pusat Intelijen Medik BIN, juga melaksanakan peninjauan dan pengarahan terhadap UMKM penyedia yang harus berstandar ijin, legalitas UMKM termasuk adanya sarana dan prasarana penyimpanan bahan, perlengkapan masak, standar kesehatan gizi dan menu.
Tim Nutrisionis dari Pusat Intelijen Medik BIN mengarahkan pemilihan menu dan bahan pangan yang digunakan untuk PMT yang berkualitas sehingga target dan sasaran stunting mendapatkan PMT yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan gizinya.
Camat Ciwidey Nardi Sunardi, S.E., M.Si., melalui Sekretaris Kecamatan Ciwidey Aam Rahmat.S.Sos.,M.Si., menyampaikan terima kasih kepada Pusat Intelijen Medik BIN karena Kecamatan Ciwidey sudah menjadi lokasi percontohan program kegiatan dan sudah membantu dalam intervensi gizi untuk 106 balita dengan status gizi under weight, wasting dan stunting.
Aam Rahmat, selaku Koordinator Acara juga menuturkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya dari BINDA Jabar, Posda BIN Kabupaten Bandung, Badan Kesbangpol, Dinas Kesehatan, UPT Dalduk, Puskesmas Ciwidey, Puskesmas Rawabogo dan para Kepala Desa sehingga acara intervensi gizi dan pemberian PMT di Kecamatan Ciwidey dapat terlaksana sesuai dengan harapan dalam membatu program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Bandung.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan angka stunting di Kabupaten Bandung dan di Kecamatan Ciwidey dapat mengalami penurunan,” harap Aam Rahmat dalam keterangannya, Sabtu (26/10/2024).
Menurutnya, intervensi stunting dilakukan dalam upaya mempersiapkan generasi muda masa depan dalam menghadapi bonus demografi atau Indonesia Emas 2045.
“Saat itu jumlah angka generasi muda yang produktif tidak akan menjadi beban bagi negara. Tetapi menjadi generasi muda yang sehat dan menjadi kekuatan bangsa dan negara. Sumber daya manusia yang sehat secara fisik dan sehat secara mental serta mampu bersaing dan menjadikan negara Indonesia berdaulat, maju berkelanjutan sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045,” tuturnya.(Gum)
Discussion about this post