Sumedang (BR.NET).- Pada akhir tahun 2024, berbagai proyek pembangunan dan rehabilitasi sekolah, baik SD, SMP, hingga SMA/SMK, menjadi sorotan. Banyak proyek yang mengalami keterlambatan pengerjaan, termasuk yang didanai melalui Bantuan Bencana Alam atau Dana Alokasi Khusus (DAK).
Salah satu yang mencuri perhatian adalah rehabilitasi dua ruang kelas SD Darmajaya, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, yang hingga kini belum rampung.
Hasil investigasi, mendapati kondisi proyek yang jauh dari selesai. Besi-besi bangunan masih tampak menjulang tanpa proses pengecoran, sementara pekerjaan lainnya juga terhenti.
Bahkan salah seorang warga setempat mengungkapkan kekecewaannya.
“Karunya barudak rek diajar dimana, sakolana ge acak-acakan kieu,” ujar warga yang tidak mau disebut jatidirinya dengan nada kesal.
Sementara Kepala Desa Jembarwangi angkat bicara terkait situasi ini, dan berharap penyelesaian pekerjaan proyek tersebut dapat segera diselesaikan karena waktu masuk sekolah sudah dekat.
“Kasihan para siswa nanti belajarnya di mana? Tolong segera bereskan,” ungkapnya.
Namun, masalah tidak hanya berhenti di situ. Informasi dari para pekerja menunjukkan bahwa bahan bangunan belum tersedia.
“Proyek ini, seperti “bangunan siluman” karena tak ada kejelasan dari pihak kontraktor,” kata Kades.
Seperti halnya, Ketua Umum Gawaris, Asep Suherman SH, turut memberikan komentar tegas terkait situasi ini.
Menurutnya, pihak Dinas Pendidikan Sumedang, terutama bagian sarana dan prasarana, kurang teliti dalam menentukan rekanan.
“Kalau sudah begini, siapa yang harus bertanggung jawab? Walau ada addendum, itu jangan jadi alasan. Jangan korbankan para siswa,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh insan pers, baik di Jawa Barat maupun tingkat nasional, untuk bersama-sama memberitakan permasalahan ini agar pihak terkait segera mengambil tindakan.
Penyelesaian Mendesak
Proyek rehabilitasi SD Darmajaya seharusnya selesai pada 31 Desember 2024 sesuai jadwal. Namun hingga saat ini, pembangunan masih terhenti. Kondisi ini dikhawatirkan akan menghambat proses belajar siswa.
Pihak Dinas Pendidikan Sumedang diharapkan segera memberikan penjelasan dan solusi atas keterlambatan ini. Kejelasan dan tanggung jawab dari pihak rekanan juga harus ditegakkan agar kejadian serupa tidak terulang.
Sisi lain, tuntutan warga, orang tua siswa dan Pemerhati Pendidikan, kini menuntut langkah tegas agar pembangunan segera rampung.
“Pendidikan anak-anak adalah hak yang tidak boleh dikorbankan karena kelalaian pihak-pihak yang bertanggung jawab,” pungkasnya. (Gani)
Discussion about this post