Jumat, 10 Oktober, 2025

Bisnis Unik Ekspor Rambut Bekas, Pengusaha Cirebon Ciptakan Lapangan Kerja

Kab. Bandung (BR.NET).– Kesuksesan bisa datang dari hal yang tak terduga. Itulah yang dibuktikan oleh Haeron Haeroni, seorang pengusaha asal Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, yang berhasil membangun bisnis pengumpulan rambut bekas potong hingga menembus pasar ekspor internasional.

WAJIBDIBACA

Dalam keterangannya, Haeron—yang akrab disapa Heri—bercerita bahwa awal mula bisnisnya hanya sebagai trader rambut. Ia mengirim sampel rambut ke Italia pada Agustus 2020. Tak disangka, permintaan terus meningkat dan kini ia mampu memproduksi hingga 1,5 ton rambut setiap bulan.

“Saya kirimkan sampel ke klien di Italia, ternyata cocok. Sejak itu pesanan terus bertambah, sekarang ekspor rutin setiap bulan,” jelas Heri saat ditemui di Soreang, Warung Lobak, Kamis (5/6/2026).

Menurut Heri, rambut manusia—terutama dari Asia—sangat diminati karena karakteristiknya yang mudah diwarnai dan berkualitas tinggi. Negara-negara mode seperti Italia, Amerika, Spanyol, dan Jerman menjadi pasar utama rambut bekas potong dari Indonesia.

“Rambut Indonesia bagus untuk diwarnai seperti silver atau pirang. Mereka olah menjadi wig dan ekstensi rambut sebelum dijual kembali,” katanya.

Sebelum diekspor, rambut yang dikumpulkan akan melalui proses penguraian, penyisiran, pencucian, dan pengemasan ulang di tempat produksinya.

Bisnis ini tidak hanya memberi keuntungan pribadi bagi Heri, tetapi juga memberikan dampak sosial. Banyak warga sekitar, khususnya di Cirebon, mendapatkan pekerjaan dan penghasilan layak dari bisnis ini.

“Salah satu pekerja di rumah saya bahkan bisa menyekolahkan anak dan membantu perekonomian keluarga. Saya selalu berusaha memberikan upah yang layak,” ujarnya.

Deri, salah satu mitra yang bekerja di salon dan mengumpulkan rambut, berharap bisnis Heri terus berkembang agar lebih banyak warga yang merasakan manfaatnya.

“Semoga usaha Pak Heri makin maju dan bisa bantu ekonomi masyarakat,” tuturnya. (GUM)

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM