SOREANG (BR) – Untuk mendapatkan prediksi dan deteksi terjadinya gempa dan tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang sensor broadband seismograf di Kantor Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, pemasangan sensor seimograph merupakan yang dipasang pertama kalinya di Indonesia. dipasangnya, alat deteksi ini setelah terjadinya bencana gempa bumi terakhir di Maluku. Dalam waktu dua bulan kedepan, BMKG akan memasang 194 sensor serupa di beberapa wilayah di Indonesia.
“Jumlah sensor ini merupakan lompatan sejak gempa dan tsunami Banda Aceh. Dulu tahun 2004 Indonesia hanya memiliki 20 sensor,” kata kepala BMKG didampingi Wakil Ketua Komisi 5 DPR RI, Nurhayati; Wakil Bupati Bandung, Gun Gun Gunawan; dan Direktur Utama PT LEN, Zakky Gamal Yasin, kepada wartawan seusai meresmikan shelter sensor seismograph di Kantor Kecamatan Pasirjambu, Jumat (25/10).

Jelas Dwi, dengan diresmikannya shelter tersebut, maka sensor seismograp sudah bisa mulai dioperasikan. Indonesia memang terus mengembangkan sistem early warning system (sistem peringatan dini) tsunami dan sistem informasi gempa bumi pascakejadian gempa dan tsunami di Banda Aceh. Pembuatan sistem ini yakni menggunakan sensor gempa bumi.
“Sebelumnya pada tahun 2016 sudah kami pasang sensor gempa bumi berjumlah 174 unit. Tapi kami nilai jumlah itu tidak handal memberikan informasi peringatan dini tsunami. Makanya kami akan tambah 194 sensor lagi. Tahun depan kami juga akan menambah lagi 150 sensor. Jadi total sensor yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia lebih dari 400 sensor,” akunya.
Masih kata Dwikorita, penambahan sensor seismograp ini melalui dasar pertimbangan bahwa pemasangan sensor harus merata. Sehingga mampu meningkatkan akurasi penghitungan adanya gempa bumi dan prediksi tsunami. Pasalnya, di wilayah Jawa Barat selatan, belum ada sensor yang terpasang.
“Istilahnya, masih melompong untuk Jawa Barat selatan. Makanya kami pasang untuk menutupi. Jadi nanti sinyal-sinyal dari sensor ini bisa terkirim lebih akurat untuk menentukan penghitungan magnitudo gempa dan akhirnya mampu memberikan peringatan dini tsunami,” ucapnya.
Sementara itu Wakil Bupati Bandung Gun Gun Gunawan mengapresiasi pemilihan wilayah Pasirjambu sebagai salah satu titik sensor seismograf BMKG. “Ini sudah diidamkan sejak lama karena Kabupaten Bandung memang salah satu daerah yang memiliki potensi tinggi terhadap bencana,” ujarnya.
Selain longsor dan banjir, Gun Gun tak menampik bahwa gempa bumi pun tak jarang menghantui warga Kabupaten Bandung. Dengan keberadaan sensor tersebut, ia berharap mitigasi atau peringatan dini bencana bisa diterapkan lebih baik lagi di wilayahnya.
“Bukan mengharapkan terjadinya bencana, namun dengan antisipasi dini akan banyak yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko bencana. Namun dengan alat ini bukan berarti sudah aman, kita harus tingkatkan edukasi kepada masyarakat. Kalau perlu dimasukan ke dalam kurikulum sekolah,” pungkasnya. (BR. 01)
Discussion about this post