Sehingga, tambah Dony, penyelenggaraan urusan wajib di daerahnya telah berjalan cukup optimal yang terlihat dari meningkatnya indikator makro pembangunan.
“Misalnya meningkatnya IPM, menurunnya angka kemiskinan dan stunting, sistem merit ASN, nilai SPBE (e-Gov), SAKIP dan Reformasi Birokrasi yang masuk terbaik nasional,” ucapnya.
Dikatakan, semua capaian tersebut tidak terlepas dari peningkatan pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat berbasis digital.
“Memanfaatkan teknologi informasi atau digitalisasi layanan sampai di tingkat desa merupakan ikhtiar kami untuk berinovasi dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Termasuk inovasi e-SAKIP Desa sebagai sarana pengelolaan Dana Desa yang berorientasi hasil dan berbasis kinerja,” ujarnya.
Begitu juga inovasi-inovasi yang lahir semasa Pandemi Covid-19 yang menurutnya dihasilkan karena adanya disrupsi yang menuntut lompatan dan terobosan.
“Hikmah dari pandemi ini lahir banyak aplikasi yang membantu aparat maupun masyarakat agar tetap produktif di masa pandemi. Contohnya ada Markonah untuk aplikasi kerja di rumah. Ada Mauneh untuk pengawasan data Bansos Covid. Ada Sila Sidakep untuk layanan pembuatan KTP dan KK dari rumah tanpa datang ke Disduk. Dan masih banyak inovasi lainnya,” ujarnya.
Ketika ditanya terkait penguatan ke depan dalam mengembangkan Otda, Bupati Dony menjawab dengan menyebutkan harus adanya hubungan sinergitas antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat yang dibangi di atas komunikasi dan kepercayaan.
“Kebijakan pusat harus tetap menjadi panduan dan pedoman bagi daerah dengan dipoles oleh kekhasan masing-masing daerah. Jadi jangan dipoles dengan yang berlawanan dengan apa yang sudah digariskan. Harus tegak lurus,” ujarnya.
Discussion about this post