Soreang (BR).- Kita ketahui bersama bahwa mulai dari Pemerintah Pusat (Presiden), gubernur ( MUSPIDA), bupati Bandung dan Muspida Kab. Bandung tengah konsen terhadap Ruang Terbuka Hijau, kejadian di lingkungan Pemkab Bandung, tepatnya Depan Mesjid Al Fathu kabupaten Bandung pohon-pohon yang membuat teduh halaman masjid kini pada tidur alias tumbang.
Hal ini sempat membuat prihatin para kaum muslim selepas melaksanakan Ibadah Shalat Jum’at (02/11 ), hingga tatapan mereka semua tertuju terhadap tumpukan pohon pohon dan dedaunan yang beserakan di tanah, termasuk Bupati Bandung H. Dadang M Naser, beberapa saat selepas Jumatan sempat kaget.
Berkaitan dengan Hal tersebut salah seorang tokoh kabupaten Bandung yang peduli terhadap lingkungan Eyang Mamet saat dihubungi bandungraya. net menuturkan, Ia sangat menyayangkan kejadian penebangan pohon disekitar halaman Masjid Agung Al Fathu tersebut.
Tutur Eyang, kejadian tersebut sangat mengerikan dan tentu saja memprihatinkan di saat kita semua, khususnya bapak Bupati H. Dadang M Naser beserta jajaran Muspida kab. Bandung sedang konsen terhadap ruang terbuka hijau dan kita semua sepakat untuk kota Soreang yang ramah lingkungan.
Masih saja ada instansi yang tidak mau menanggalkan ego sektoralnya, aku Eyang Memet. “Saya secara pribadi, maupun organisasi mengutuk perilaku/tindakan penebangan pohon disekitar Masjid Al’Fathu,” ujarnya dengan nada Geram.
Aku Eyang, sebagai pelaku penanaman di sekitar lapang Upakarti. Dia meminta pelakunya harus berani bertanggung jawab.
“Teu Ridho!! kalau pun mau ada kebijakan lain, hendaknya dilakukan koordinasi dengan instansi atau lembaga terkait sehingga mendapatkan solusi yang lebih bijak. Deudeuh teuing tatangkalan,” ujar Eyang.
Dijelaskan Eyang Memet, butuh waktu 4 tahun lebih untuk melihat kembali pohon rimbun dan membuat teduh area Masjid Al Fathu seperti itu, selain itu pohon-pohon yang ditebang tersebut sangat rimbun dan dapat menghasilkan oksigen buat siapa saja yang ada disekitarnya. (BR. 01)
Discussion about this post