Kota Cimahi (BR) – Memasuki bulan suci Ramadan, Kota Cimahi diserbu gelandangan dan pengemis (gepeng), anak jalanan (anjal), serta manusia karung atau pemulung yang merangkap pengemis dengan membawa karung.
Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ini biasanya terus bertambah jelang Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan pantauan, gepeng dan manusia karung banyak ditemui di Jalan Gatot Subroto.
Mayoritas merupakan wanita yang menggendong atau membawa anak-anaknya sambil membawa karung putih dan duduk di trotoar.
Selain di Jalan Gatot Subroto, mereka juga bisa ditemui di Jalan Gandawijaya, Jalan Amir Mahmud, atau di pusat keramaian lainnya. Termasuk di sejumlah taman yang ada di Kota Cimahi.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cimahi, Supijan Malik, mengakui keberadaan PMKS di Cimahi tidak bisa dihapuskan seluruhnya. Bahkan, kendati razia secara intensif terus dilakukan, namun keberadaan mereka masih saja tetap ada di beberapa sudut kota.
“Razia terus kita lakukan secara intensif, tapi tetap saja keberadaan mereka sulit untuk dihilangkan,” ujar Supijan, Senin (27/3/2023).
Menurut Supijan, kedatangan pengemis musiman ke Kota Cimahi selalu ada terutama pada momen-momen tertentu, seperti saat bulan Ramadan atau akhir tahun. Padahal selalu saja razia dan penertiban gelandangan, pengemis, dan anak jalanan dilakukan oleh petugas gabungan.
Biasanya mereka datang secara bergerombol dari kampung dan dari luar Bandung Raya. Ada yang datang ke Cimahi pagi, dan sore harinya ada yang jemput. Namun ada pula yang menetap memanfaatkan halaman ruko untuk istirahat tidur malam hari.
“Biasanya pengemis musiman memanfaatkan momen Ramadan untuk mendulang uang. Sebab, biasanya umat muslim banyak bersedekah pada bulan ini,” tuturnya.
Hanya saja, kata Supijan, keberadaan mereka terkadang mengakibatkan kenyamanan masyarakat terganggu. Sehingga, banyak keluhan yang masuk ke pemerintah kota untuk dilakukan tindakan penertiban.
“Biasanya kalau mereka bukan orang Cimahi ketika terjaring razia dikembalikan ke kampung asalnya,” katanya.
Beberapa upaya dilakukan Dinsos Kota Cimahi guna mengurangi PMKS di wilayahnya. Salah satunya dengan melakukan pelatihan kerja bagi mereka yang berdomisili di Cimahi.
Namun sering kali banyak dari mereka enggan mengikuti tawaran pelatihan selama enam bulan, dengan alasan tidak ada yang membiayai keluarga saat ikut pelatihan.
“Sebenarnya pelatihan tersebut untuk memutus rantai pengemis. Mereka yang masih anak-anak kita sekolahkan, baik formal maupun non formal, agar mereka tidak meneruskan pekerjaan orang tuanya,” pungkasnya. (Red)
Discussion about this post