BANDUNG (BR.NET).– Ratusan sopir truk melakukan aksi unjuk rasa di pintu masuk Tol Soreang–Pasirkoja (Soroja), Kamis (18/6/2025), sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan penertiban truk Over Dimension Over Loading (ODOL) yang kini mulai diperketat oleh pemerintah.
Pantauan langsung bandungraya.net di lapangan, para sopir mulai memadati lokasi sejak pagi dan menutup total akses masuk ke tol. Aksi ini menyebabkan kemacetan parah serta mengganggu lalu lintas di kawasan sekitar.
Asep (42), sopir asal Ciwidey yang ikut dalam aksi, menyatakan kekhawatirannya terkait dampak kebijakan ODOL. Ia yang biasa mengangkut sayuran dari wilayah pertanian Ciwidey dan Rancabali, mengungkapkan bahwa pembatasan kapasitas muatan akan meningkatkan biaya operasional.

“Secara pribadi saya tidak terlalu dirugikan, tapi pemerintah harus pikirkan dampaknya. Kalau kapasitas dibatasi, kami harus bolak-balik. Biaya naik, dan itu bisa membuat ongkos angkut melonjak,” ujar Asep di lokasi aksi.
Menurutnya, dampak kenaikan ongkos angkut tak hanya dirasakan sopir, tetapi juga petani dan konsumen.
“Kalau harga pasar tidak naik, tengkulak cari untung dari petani. Petani merugi, dan ujungnya masyarakat juga terdampak,” jelasnya.
Asep berharap pemerintah tidak hanya menegakkan aturan, tetapi juga menawarkan solusi konkret.
“Kami mewakili masyarakat kecil, khususnya petani dan konsumen. Jangan hanya melarang ODOL, tapi pikirkan juga bagaimana distribusi barang tetap efisien,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung maupun Polresta Bandung terkait tanggapan atas aksi tersebut.
Situasi di lapangan terpantau kondusif. Namun, arus lalu lintas di sekitar gerbang tol masih padat akibat penutupan akses oleh massa aksi. (Heri)
Discussion about this post