Kab Bandung (BR.Net) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Ketenagakerjaan melaksanakan Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Bahasa Jepang dan Pelatihan Bahasa Korea di Hotel Grand Pasundan Pasirkoja Kota Bandung, Rabu (16/4/2025).
Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Bunda Bedas Hj. Emma Dety Dadang Supriatna dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung Rukmana secara resmi membuka pelatihan tersebut.
Pelatihan yang diikuti ratusan peserta yang akan dipersiapkan menjadi wirausaha muda dan pekerja migran ke Jepang dan Korea itu, dalam upaya mewujudkan Kabupaten Bandung BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera), maju, berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. Selain itu dalam upaya menciptakan 50.000 wirausaha muda dan lapangan kerja baru di Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa suatu negara maju itu dengan angka pengangguran terbuka 2 sampai 3 persen, dan maksimal di angka 4 persen.
“Angka pengangguran tidak bisa diangka nol persen, karena setiap perkembangan usia berpengaruh pada angka pengangguran terbuka. Seperti halnya lulusan SLTA, sudah masuk pada usia produktif, usia angkatan kerja,” kata Bupati Bandung dalam sambutannya.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mencontohkan, negara Singapura yang merupakan negara maju masih ada angka pengangguran.
“Bohong suatu negara nol atau zero angka pengangguran. Itu tidak bisa,” tandasnya.
Kewajiban pemerintah dalam hal ini,
Kang DS mengatakan, dalam rangka membuka lapangan kerja dan membuka angkatan kerja serta membuka peluang usaha bagi angkatan kerja dibutuhkan terobosan dan strategi.
“Tentu Kabupaten Bandung sudah melakukan langkah-langkah inovasi untuk kemajuan bangsa dan negara,” katanya.
Bupati Bedas menyebutkan bahwa pihaknya berusaha untuk menaikkan kuota peserta pelatihan bahasa Jepang dan pelatihan bahasa Korea pada tahun 2025 ini.
“Sebelumnya dengan kuota 100-120 orang per tahun. Insya Allah tahun ini dinaikkan kuotanya 500 persen, yaitu menjadi 500 orang,” katanya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung mengatakan bahwa pekerja migran Indonesia, khususnya asal Kabupaten Bandung yang sudah bekerja di Korea maupun Jepang sudah bisa menikmati pendapatannya.
“Pendapatannya Rp 25 juta sampai Rp 40 juta per bulan. Biaya hidupnya bisa mencapai Rp 10 juta,,” ujarnya.
Bupati mengatakan pelatihan bahasa Jepang dan bahasa Korea yang dilaksanakan Dinas Ketenagakerjaan ini merupakan masuk pada program 100 hari kerja Bupati Bandung pada periode kedua.
“Insya Allah sekitar 500 orang dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri. Maka saya berharap sebelum berangkat kerja ke Korea dan Jepang, untuk memanfaatkan pelatihan ini, fokus dan disiplin,” katanya.
Kang DS pun mengajak kepada para peserta pelatihan yang sudah mendapatkan perhatian dari Dinas Ketenagakerjaan untuk bersyukur. Ia berharap para peserta pelatihan dapat memahami bahasa Jepang dan bahasa Korea, untuk persiapan bekerja di negara tersebut.
Ia juga berharap kepada para peserta untuk mengikuti pelatihan secara serius dan tentunya bisa berhasil dengan kategori lulus.
Lebih lanjut Kang DS mengungkapkan bahwa pada saat pelaksanaan kampanye Pilkada Bandung 2024 lalu, ia sempat melaksanakan kegiataan Bedas Enterpreneur. Pada saat itu banyak antusias dari generasi Gen Z dan milenial yang merupakan angkatan kerja yang mengikuti kegiataan tersebut.
“Insya Allah tahun ini kita programkan kurang lebih 1000 orang, untuk muda enterpreneur. Dengan harapan lapangan kerja di Kabupaten Bandung bisa meningkat,” katanya.
Bupati berharap kepada muda enterpreneur yang mengikuti pelatihan untuk belajar sungguh-sungguh.
“Apabila kita punya skill, apabila kita punya kemampuan, apabila kita rajin, ulet, saya yakin akan berhasil,” ucapnya.
Ia juga berharap kepada para muda enterpreneur itu harus bisa memahami, apakah nantinya mau berjualan sembako, atau usaha di bidang pertanian. Apakah ingin menjadi pengusaha di bidang supplier dan sebagainya, sehingga dipahami lebih spesifik.
“Nanti output dan outcome-nya melahirkan muda enterpreneur, setelah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Ketenagakerjaan, maka bukan hanya mendapatkan sertifikat saja. Tetapi harus ada implementasinya. Apakah ingin buka usaha di rumah atau di tempat yang sudah ada atau bagaimana setelah mudah-mudahan sudah memiliki modal usaha,” katanya.
Apabila belum memiliki modal usaha, kata dia, kemudian yang bersangkutan sudah dikatakan mampu dan siap bersaing, pemerintah sudah menyediakan modal usaha melalui BPR Kertaraharja dan Bank BJB, yaitu melalui program pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
“Maka kami berharap muda enterpreneur yang saat ini diberikan pembekalan dan pelatihan jangan disia-siakan,” ujarnya.(Gum)
Discussion about this post