PANGALENGAN (BR).- Posisi pertama masih diduduki Kab. Cianjur sebagai kabupaten yang paling Rentan Bencana Alam, sementara kab. Bandung hingga kini berada di posisi ke – 14 kab/kota Rawan Bencana se Jabar, hal tersebut diaampaikan Kalak BPBD Prof. Jabar DR. H. Supriyanto disela sela kunjunganya ke lokasi Banjir Bandang Kp. Rancamanyar Ds. Margamukti Kab. Bandung.
Menurut H. Supriyanto pada bandungraya.net menuturkan dari 27 Kab/Kota untuk peringkat 1 s/d 5 itu Lokasi Bencana ada diwilayah Profinsi Jabar, pada tahun 2017 telah terjadi Bencana sebanyak 1300 Kejadian, sementara pada tahun 2018 terjadi Bencana sebanyak 1.500 kejadian, pada tahun 2018 terjadi peningkatan karena memang Potensi bencana berada diwilayah kab/kota yang ada di Profinsi Jawa Barat, baik itu pergeseran Tanah, Longsor maupun Banjir, ujar Kalak BPBD Prov. Jabar.
Yang lebih mengerikan dan patut diwaspadai dikatakan Supriyanto, adalah Cesar Lembang yang sangat berpotensi menimbulkan Gempa hingga 7 Skala Rifter, sepanjang 29 KM, sedangkan Baribis itu lebih mengarah ke Padalarang dan Ujung Genteng, Sumedang, subang dan Majalengka, jelasnya.
Pungkas Kalak BPBD Prof. Jabar DR. H. Supriyanto bahwa BPBD Profinsi PUSDAL OF stanby 24 Jam, karena penangan Bencana itu bertahap, setelah mendapatkan laporan dari kabupaten / Kota baru asisment apa yang paling utama dibutuhkan, setelah di inventarisir baru kita bergerak dan sekaligus mengirim kebutuhan yang prioritas utama dilokasi Bencana tersebut, seperti bantuan yang disampaikan di Lokasi Banjir Bandang ini, pungkasnya.
Sementara Camat Pangalengan Eef Saefulloh pada bandungraya.net mengatakan bahwa untuk Posko yang dioperasikan ada dua titik pertama di Lokasi dan Kantor Desa Margamukti, saat ini masyarakat masih dalam proses dan upaya bersih bersih tempat tinggalnya, tutur Eef.
Upaya kedepan Pihak Pemerintah Kecamatan sudah melakukan kordinasi baik dengan pihak Perhutani maupun PTPN berkaitan dengan para Petani Penggarap dikawasan Perhutani dan PTPN, sebagai antisifasi dan Rehabilitasi kembali kawasan Perhutani dan Kawasan PTPN yang dengan kasat mata sangat terlihat kondisi saat ini, ujar Eef Saefulloh.
Mudah mudahan kedepan harapan Eef, ada kajian Teknis untuk wilayah wilayah Hilir, agar Lingkungan ini menjadi Prioritas sebagaimana program Bapak Bupati H. Dadang M Naser, semoga insident ini menjadi cambuk bagi kita semua untuk dapat memelihara dan memperhatikan Lingkungan, dimana hutan hutan yang gundul dapat dihijaukan kembali, akibat adanya pelangar pelanggar, dan hutan yang tampak Gudul dapat dihutankan kembali agar bila terjadi Hujan air tidak langsung mengarah ke lokasi yang lebih rendah, imbuh Eef. (BR. 01)
Discussion about this post