Selasa, 14 Oktober, 2025

Ketua Komisi D DPRD: Banyak Spot Yang Memiliki Nilai Sejarah di Wilayah Kabupaten Bandung

Tidak Harus ke Jakarta atau Jogyakarta

Kab. Bandung (BR.NET).- Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung H.Maulana Fahmi mengatakan, pada intinya Outing Class itu kan kegiatan yang mendukung proses belajar yang biasa dilaksanakan didalam kelas,ini diluar kelas.

WAJIBDIBACA

Tapi menurut Fahmi, Outing Class itu identik dengan menggunakan kendaraan Bis atau yang lainnya untuk menuju luar kota dan ada tempat yang dikunjungi dengan durasinya kunjungan sebentar, selebihnya berkunjung ke tempat Wisata, Ujar Ketua Komisi D DPRD Kabupaten BandungBandung, Pada Jumat 15 Desember 2023.

“Nah inilah yang mengakibatkan Outing Class itu berbiaya tinggi, apalagi ini menjadi hal yang menakutkan bagi siswa yang Ekonominya lemah ya,” tegasnya.

Menurut Legislator Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), ini sebenarnya kalau kita mau jujur Outing Class itu kan punya target, punya tujuan dalam proses mengajar dan jangan lupa proses belajar bisa dilakukan secara lokal kita tidak perlu mengawang ngawang soal inflansi misalnya yang hanya dijelaskan dalam Buku, padahal persoalan Inflasi itu bisa siswa hadirkan di pasar pasar ,soal lingkungan kan kita belajar tentang Revatilisasi, tentang menjaga kelestarian lingkungan siswa itu bisa diajak.

Dijelaskan Maulana Fahmi, kalau di Wilayah Kabupaten Bandung siswa-siswi bisa di ajak ke Cimaung, karena disana ada spot Spot baik tentang Geologi , belajar tentang resapan tentang penghijauan kan disana ada , belajar sejarah kita tidak perlu ke Yogya ,ke Jakarta.

“Di Kabupaten Bandung itu ada puntang, ada Spot yang bernilai sejarah,Di Pangalengan ada Rumah Sakit Belanda ,kita belajar tidak hanya kesehatan, Tapi kita belajar Struktur Bangunan anti Gempa, Kemudian kita bisa belajar di Kendan Nagreg,atau belajar bagaimana menghadapi penjajah di Nagreg itu ada penjara Belanda cari sejarahnya,”kata Fahmi.

“Kemudian bila kita bisa belajar tentang kebijakan, transfortasi di buku buku pelajaran, kemacetan itu hanya di lingkungan dikota kota besar Jakarta misalnya. Padahal kemacetan itu kerap terjadi di Pasar Banjaran,Dijalur Soreang Ciwidey, Kemacetan di jalur Rancaekek Kahatex, Rancamanyar yang hampir tiap hari terjadi, Jadi siswa juga bisa belajar tanpa di buku pelajaran,” ujarnya.

Papar Maulana Fahmi, belajar tentang kemiskinan selalu identik dengan daerah kumuh ,terus identik dengan kualitas SDM rendah nah itu sekedar di buku.

“Siswa bisa melakukan Outing Class di daerah masing masing sebenarnya, dimana kepedulian di didik kepada murid,dan solusi solusi bisa dilakukan secara lokal, jadi berpikirnya memang Global ,tapi bertindak lokal , Actionnya lokal,” kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung.

Menurut Fahmi, Buku buku pelajaran kita mengarah kesana,bahwa persoalan itu banyak diwilayah kita,di Indonesia maksudnya, sehingga sensitifitas murid, kreativitas murid dan Guru itu bisa dilakukan secara sederhana di lingkungan masing-masing.

“Melalui program Outing Class selama ini target Outing Class itu Jauh Panggang dari Api jadi identik dengan pergi ke luar kota misalnya Ke Semarang dan kita menemukan fakta di Semarang tempat wisata Contohnya padahal yang terjadi itu terjadi di, Rancaekek, Majalaya, Sehingga itu harus menjadi perhatian bagi kita semua, Murid, Guru, kepala sekolah, Komite sekolah, Dinas pendidikan harus membuat satu kesepakatan terobosan, Inovasi, bahwa Outing Class bisa di lakukan di lingkungan kita, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung,” pungkas Fahmi. *****

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM