Soreang (BR).- Kondisi jalan yang berstatus jalan kabupaten tepatnya yang menghubungkan Desa Nagrak dan Desa Jatisati kecamamatan Cangkuang sepanjang 1,5 km sangat menghawatirkan.
Padahal jalan tersebut merupakan jalan transfortasi para petani Sawi yang hendak mendistribusikan hasil pertaniannya untuk dijual baik itu di pasar lokal maupun di pasar ibukota NKRI.
Menurut Dede (49 th) salah seorang petani pada bandungraya.net menuturkan bahwa jalan tersebut sebelumnya sudah dilakukan perbaikan dengan hotmik manual, entah itu kualitasnya yang buruk atau pekerjaannya yang tidak maksimal hingga hanya mempu bertahan beberapa bulan saja.
“Kendaraan yang melintas di jalan tersebut baik itu roda dua maupun roda empat harus ekstra hati-hati, pasalnya tidak jarang kendaraan roda dua terpeleset di lokasi yang rawan tersebut,” ujar Dede.
Sementara saat dihubungi Kepala Desa Jatisari Kec. Cangkuang, Rukmana menuturkan memang jalan tersebut pada tahun 2017 sudah dilakukan perbaikan, namun mungkin karena faktor alam serta kontur tanah jalan tersebut tidak stabil, meski sudah ada perbaikan tapi jalan dengan cepat rusak kembali.
“Jalan tersebut merupakan salah satu sarana para petani sawi yang akan mengangkut hasil pertaniannya dari lokasi kebunnya untuk dipasarkan sesuai dengan pesanan terhadap mereka, ada yang ke pasar Caringin, Cibitung, dan pasar di sekitar kota Jakarta,” ungkap Rukmana.
Dalam Musrenbang tingkat desa dan kecamatan Jalan Rancalame – Jatisari tersebut sudah diajukan, kades berharap pada tahun yang akan datang jalan tersebut dapat diperbaiki, dengan kualitas jalan beton. (BR. 01)
Discussion about this post