Soreang (BR).- Selain melayangkan surat penegasan kepada para kepala sekolah yang ada di Lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kab. Bandung, Tiga hal yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung DR. H. Juhana M. MPd beserta seluruh jajaran di lembaga yang dipimpinnya dalam melakukan upaya meminimalisir dan antisipasi LGBT di sekolah-sekolah.

Tiga hal yang dilakukan Kadisdik Kab. Bandung diantaranya.
- LGBT dapat dimaknai suatu penyimpangan perilaku sex yang keluar dari kodratnya, penyebabnya dapat berupa faktor pranatal berupa potensi gen/bawaan terkait proporsi hormon atau faktor post natal terkait kesalahan asuh, pembiaran, kebiasaan salah, mal ajusment/salah menyesuaikan, sehingga karakteristik maskulin tdk dominan pada pria dan karakteristik feminim tdk dominan pada wanita, faktor lain dimungkinkan sejenis penyakit/virus sosial atau gaya hidup, faktor ketidaktauan atas norma agama, norma hukum,norma sosial dan pranata nilai-nilai kehidupan lainnya sangat dimungkinkan menjadi penyebab utama LGBT wallah alam.
- Di Kab. Bandung, selama ini tidak ada atau tidak terlaporkan adanya indikasi LGBT dikalangan pelajar yang ada dilingkungan Disdik kab. Bandung
- Untuk meminimalisir sekaligus antisifasi LGBT dikalangan pelajar upaya Disdik Kab. Bandung antara lain : melakukan sosialisasi bahaya LGBT terhadap guru-guru, pengawasan dan pembinaan terhadap siswa, meningkatkan kegiatan sekolah melalui ekstrakurikuler keagamaan, olahraga, seni, pramuka dan lainnya, Meningkatkan peran fungsi guru BK dan pembina kesiswaan dalam bimbingan dan konseling, kewanitaan, melibatkan peran orang tua siswa dalam pembinaan dan pengawasan putra putrinya, bekerjasama dgn dinas kesehatan, dinas sosial, PKK, Tim terpadu perlindungan perempuan dan anak, serta LSM yang peduli anak seperi Save the children, Yayasan sayangi anak dan sebagainya.
- Juhana, berharap selain pihak sekolah peran serta orang tua siswa sangatlah dominan dalam upaya penolakan LGBT dilingkungan Disdik khususnya, wilayah kabupaten Bandung pada umumnya.
“Marilah kita berasama-sama dalam memberikan pembinaan dan pendidikan terhadap anak kita, Agar terbebas dari efek-efek negatif baik itu LGBT, narkoba maupun minuman keras,” imbuh Juhana. (BR.01)
Discussion about this post