BANDUNG, (BR.NET).– Kecamatan Bojongsoang di Kabupaten Bandung, yang terletak strategis di perbatasan langsung dengan Kota Bandung, tengah mengalami metamorfosis lanskap yang mencolok. Wilayah yang dahulu dikenal sebagai sentra ikan mas dan lumbung padi organik berkualitas tinggi itu, kini kian bertransformasi seiring derasnya pembangunan kawasan perumahan.
Secara administratif, Bojongsoang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung. Namun posisinya yang berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi menjadikannya kawasan penyangga yang vital. Letak strategis ini pula yang membuat Bojongsoang beralih dari kawasan agraris menjadi magnet bagi sektor properti.
Kenangan akan Bojongsoang sebagai lumbung pangan masih membekas di ingatan sebagian warga. Hamparan sawah hijau dengan sistem budidaya padi organik pernah mendominasi pemandangan di wilayah ini. Tak hanya itu, Bojongsoang juga tersohor sebagai salah satu sentra perikanan air tawar terbesar di Bandung Raya, dengan ikan mas sebagai komoditas unggulan. Kolam-kolam (balong) ikan menghiasi banyak sudut wilayah, memasok kebutuhan pasar lokal hingga Kota Bandung.
Namun, dua dekade terakhir membawa perubahan besar. Laju urbanisasi dan meningkatnya kebutuhan hunian di kawasan Bandung Raya membuat Bojongsoang menjadi incaran para pengembang. Kedekatan geografis dengan Kota Bandung menjadikannya pilihan ideal bagi pembangunan perumahan, dari klaster sederhana hingga kompleks modern berskala besar.
Konsekuensinya, lahan-lahan pertanian produktif dan kolam ikan perlahan menghilang. Area yang dulu hijau oleh padi atau berair oleh balong kini berganti dengan deretan rumah dan jalan-jalan baru.
Alih fungsi lahan ini memang menjawab tingginya permintaan hunian di sekitar kota, namun sekaligus mengikis identitas Bojongsoang sebagai kawasan agraris. Penyusutan lahan hijau produktif kini menimbulkan kekhawatiran tersendiri terhadap ketahanan pangan lokal dan keseimbangan tata ruang.
“Dulu di sini kebanyakan sawah dan balong. Udaranya masih sejuk. Sekarang sudah penuh perumahan, sawah semakin sedikit,” ujar Wawan Hermawan, warga setempat yang menyaksikan langsung perubahan itu.
Kini, Bojongsoang menampilkan wajah barunya sebagai kawasan sub-urban yang padat dan dinamis. Perpaduan antara sisa-sisa lahan pertanian dengan menjulangnya bangunan hunian baru menjadi potret nyata dinamika pembangunan di wilayah penyangga kota besar seperti Bandung. (Cep)
Discussion about this post