Senin, 20 Oktober, 2025

“Ngopi” di Soreang, Ace Hasan Bicara Soal Anggaran, Tantangan Hingga Transformasi Pendidikan Islam

Soreang, (BR).- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily menyampaikan banyak hal tentang perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Hal itu disampaikan pada acara Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi), Senin 26/9/2022), di Soreang Bandung.

WAJIBDIBACA

Dalam hal anggaran, ia menyebut bahwa anggaran pendidikan pada tahun 2023 sebesar 608 triliun. Meski begitu, Ace ingin mendorong agar anggaran pendidikan Islam terus ditingkatkan, Kwalitas dan kesetaraan Tenaga Pendidikan dan Kependidikan dilingkungan Kementrian Agama ini tidak terlepas dari dukungan anggaran yang digulirkan oleh Pemerintah.

Problematika dilingkungan Pendidikan islam ini kan masih menyisakan Tantangan, ” Tantangan yang dihadapi oleh kita adalah perlu adanya perhatian khusus terhadap Pendidikan islam, karena di Indonesia itu tergantung kepada kemajuan Pendidikan Islam, bagaimana caranya di Pendidikan islam dapat menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan yang dapat mengikuti perkembangan teknologi saat ini, contonya memiliki semangat Moderasi beragama, saint dan berteknologi, itu akan sangat mendorong terhadap kemajuan Pendidikan di Indonesia, ” Ulas Ace Hasan

Oleh karena itu Pendidikan Islam sangat perlu sekali mendapatkan perhatian serius kita, karena kemajuan suatu bangsa sangat tergantung sejauhmana Pendidikan islam benar benar dapat ditingkatkan kwalitasnya, Paparnya.

“Coba kita lihat, ini di (tahun) 2022, total Bidikmisi atau KIP Kuliah totalnya 650,6 ribu. Untuk Kemendikbudristek sebanyak 594,5 ribu. Sementara untuk Kemenag 56,1 ribu mahasiswa.”

“Untuk program Indonesia pintar (PIP), total 20,2 juta siswa. Untuk Kemendilbudristek sebanyak 17,93 juta siswa. Sedangkan Kemenag hanya 2,3 juta siswa. Itulah saya selalu bilang, butuh kesetaraan antara sekolah yang di bawah Kemendikbudristek dan Kemenag,” jelas Ace.

Ace kemudian memaparkan berbagai tantangan pendidikan Islam. Pertama, Meningkatnya gejala intoleransi. Kedua, Mutu Pendidikan keagamaan tertinggal jika dibandingkan dengan Madrasah. Ketiga, Kualifikasi tenaga pendidik pada Pendidikan Keagamaan Islam belum semuanya memenuhi standar nasional yang ditetapkan. Keempat, Distribusi guru per provinsi masih belum merata.

Dalam kesempatan tersebut, Ace juga mengenang jasa salah satu Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra yang belum lama ini meninggal dunia. Di mata Ace, Azra adalah sosok yang memulai transformasi pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

“Kami mendorong IAIN menjadi UIN. UIN Jakarta yang pertama kali berubah. Maka dimulailah universitas Islam merambah studi-studi umum. Kemudian disusul UIN Bandung, UIN Yogyakarta, UIN Surabaya dan UIN lainnya. Ini kemudian menandai integrasi ilmu,” ungkap Ace.

Pada acara ini, Ace juga mendapat pertanyaan mengenai status Madrasah yang isunya akan dihapuskan dari UU Sisdiknas. Ace menuturkan bahwa RUU Sisdiknas belum dibahas dan ia memastikan Madrasah tak akan dihapus. ( BR. 01 )

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM