GARUT, (BR.NET) – Rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Garut merevitalisasi Pasar Ciawitali Garut yang berdiri pada tahun 1985 banyak memunculkan pro dan kontra dari para pedagang.
Hudan Mushafudin pedagang kelontongan, mengatakan sebagai warga pasar pro dan kontra itu hal yang wajar.
“Yang kontra mungkin saja warga pasar informasi jelas belum nyampai maka terjadi miskomunikasi atau ada pihak-pihak tertentu memancing di air keruh sehingga muncul ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan,” katanya. Selasa (13/5/2025).
Mau ditertibkan mereka tidak mau, imbuh dia, tapi yang sadar akan pentingnya ketertiban, saya kira mereka akan setuju lah.
Asalkan, dikatakan dia, agar Pemda Garut terus menerus melakukan pendekatan secara dialogis, kata dia, jangan dulu mengambil tindakan-tindakan sepihak sebelum ada titik temu.
“Tidak ada titik temu, tentu saya kira Pemerintah bisa mengkalkulasi berapa persen yang setuju dan berapa persen yang tidak. Kontra dan pro tentu hal yang wajar di suara masyarakat bagi yang mengerti pasti akan mendukung,” ungkapnya.
Dikatakan Hudan, masa tidak mau tertib kiosnya, tertib parkirnya, masa tidak mau pembelinya lebih banyak.
“Mobil-mobil suplayer bisa masuk ke tengah-tengah pasar , kan deket sama jongko/kios ngak usah lagi mengeluarkan ongkos kuli. Selama ini keluhan-keluhan warga pasar mobil-mobil suplayer sulit masuk,” ujarnya.
“Tanggapan saya ke Pemerintah Daerah Kabupaten Garut positip, pemerintah berbuat baik tidak ada niatan mendolimi,” imbuhnya.
Dia berharap pada Pemerintah untuk tetap bersabar terus lakukan komunikasi dialogis sambil menjelaskan maksudnya, apa yang menjadi kekewatiran warga pasar dengarkan lalu cari solusi.
Kekewatiran warga pasar selama ini, Hudan mengatakan, yaitu kekewatiran posisi kios berubah, kekewatiran ukurannya berubah dan kewatir harga kios mahal. Itu semua, kata dia, harus di dialogkan.
” Manusia itu mahluk yang bisa ngomong, jadi kata istilah sunda mah, rep pok, pok rep. Rakyat pok Pemerintah harus rep ngaregepkeun, Pemerintah pok warga kedah ngaregepkeun. Saya yakin pasti ada titik temu, dua-duanya harus tanamkan ingin maslahat,” tandasnya.
Pasar induk Ciawitali Kabupaten Garut, Hudan berkeyakinan, harus punya tipe kelas A seperti Terminal.Guntur Ciawitali bertipe kelas A. Masa, kata dia, Terminalnya sudah kelas A Pasarnya masih semerawut.
“Salah satunya parkir tidak sedikit banyak kendaraan yang hilang, banyak ibu-ibu menangis karena motornya hilang, mobil hilang sering terjadi karena tidak terpantau. Tolong CCTV tiap sudut harus ada di pasa ini. Masa tidak bisa begitu sih,” ujarnya.
Rencananya Pemda Garut akan merenovasi Pasar Ciawitali dengan cara step by step, Hudan menilai, itu sangat bagus dan bijak.
“Visi Bupati sekarang ini Garut Hebat makanya pasarnya juga harus hebat otomatis penjualnya juga harus hebat, pemenelinya juga harus hebat, ini demi kemajuan, lebih aman, lebih tertib.
” Pasar ini lebih berdaya lagi, kan.. mendongkrak ekonomi daerah salah satu soko perbedayaan ekonomi yaitu pasar,” katanya.
Hudan melihat para pembeli males belanja ke Pasar Ciawitali karena kalau musim hujan banyak genangan air. “Ah ripuh balanja kajero mah komo musim hujan, akhirnya para pedagang membludak keluar sampai ke jalan Merdeka…ya otomatis jalan jadi macet,” ungkapnya.
“Saya berbaik sangka pada pemerintah menertibkan PKL bukan berarti meniadakan PKL karena PKL juga bagian dari masyarakat. Mesti dibina kebersihannya, permodalannya di perhatikan,” ucapnya.
“Garut punya kita semua, ketika pemerintah memberlakukan revitalisasi jangan mengedepankan profit oriented (berorentasi laba) karena kalau sudah kesana itu tidak benar,” tandasnya. (Dadang).
Discussion about this post