Yusri menjelaskan, Zainul meminta agar pelaku-pelaku lain yang belum tertangkap tak buka suara ihwal praktik pungli di area JICT.
“Supaya tidak ketahuan, tersangka meminta yang lain jangan ‘buka-buka kartu’, jangan kasih tahu kalau melibatkan dia,” kata Yusri.
Menurut Yusri, 49 orang yang telah diringkus baru merupakan segelintir pelaku aksi pungli di wilayah tersebut. Kepolisian tengah mendalami jaringan yang terlibat di belakang para tersangka
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas aksi premanisme di ibu kota negara saat ini.
“Kapolda Metro Jaya menyampaikan tidak ada dan tidak boleh satu rupiah pun uang yang keluar oleh sopir ke para pelaku ini, kami akan tindak tegas. Kami akan kejar sampai ke mana pun,” tegasnya.
Mayoritas dari pelaku yang telah ditangkap itu diketahui merupakan karyawan yang bekerja di perusahaan. Mereka mencoba bermain-main dengan proses bongkar muat yang dilakukan di sana
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengintruksikan Kapolri untuk memberantas pungli dan premanisme terhadap para sopir kontainer khususnya di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menghubungi langsung Kapolri melalui telepon seluler, usai mendengar keluhan dari para sopir kontainer terkait adanya pungli dan premanisme.
“Ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar di Fortune, di NPCT 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu,” jelas Jokowi kepada Kapolri dalam siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis (10/6/2021) dikutip dari merdeka.com.
Orang nomor satu di Republik Indonesia itu menyampaikan bahwa sopir kontainer di di Terminal Tanjung Priok kerap dipalak para preman.
Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo segera menangani persoalan yang dialami para sopir kontainer.
“Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak driver yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri,” ujar dia. (Red)
Discussion about this post