Jumat, 27 Juni, 2025
BandungRaya
  • HOME
  • SOSIAL
  • PENDIDIKAN
  • BIROKRASI
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • PARLEMEN
    • WAKIL RAKYAT
  • EKONOMI
No Result
View All Result
  • HOME
  • SOSIAL
  • PENDIDIKAN
  • BIROKRASI
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • PARLEMEN
    • WAKIL RAKYAT
  • EKONOMI
No Result
View All Result
BandungRaya
No Result
View All Result

Kalua Jeruk Hj. Elin Pernah Dikunjungi Presiden Soekarno

Jumat, 8 Juni, 2018 | 9:43 am
Kalua Jeruk Hj. Elin Pernah Dikunjungi Presiden Soekarno

Hj. Elin Ratna Asmara (64) sedang mempelihatan cemilan khas Ciwidey Kalua di toko oleh-oleh miliknya, Kamis (31/5)

Ciwidey (BR).- Jika berkunjung ke kawasan wisata Ciwidey Kabupaten Bandung, rasanya tak lengkap jika pulang tak membawa oleh oleh manisan Kalua Jeruk sebagai buah tangan. Cemilan khas Ciwidey yang terkenal ini ternyata memiliki perjalanan panjang dari seorang perintis bernama Eneh Sutinah, almarhum adalah orang yang pertama kali membuat cemilan manis berbahan kulit jeruk Bali itu.

WAJIBDIBACA

Selama Libur Lebaran Idulfitri, Camat Heri: Kunjungan Wisatawan ke Kertasari Meningkat

Selama Libur Lebaran Idulfitri, Camat Heri: Kunjungan Wisatawan ke Kertasari Meningkat

Senin, 7 April, 2025 | 2:39 pm
Para Pengunjung Merasa Nyaman Berwisata di Taman Satwa Cikembulan

Para Pengunjung Merasa Nyaman Berwisata di Taman Satwa Cikembulan

Minggu, 6 April, 2025 | 5:38 pm

Hj. Elin Ratna Asmara (64) pemilik toko Legit Sari di Jalan Raya Kampung Warung No. 11 Kecamatan Ciwidey mengisahkan, jauh sebelum banyak toko penjual Kalua Jeruk disepanjang jalan itu, Eneh Sutinah yang merupakan nenek dari Hj. Elin lah yang pertamakali membuat cemilan dari kulit jeruk Bali itu. Saat itu, neneknya membuat Kalua Jeruk di rumah. Namun meski tak ada toko dengan etalase yang bagus seperti saat ini banyak pembeli datang ke rumah.

Hj. Elin Ratna Asmara bersama suami H. Wawan

“Perintis pembuat Kalua Jeruk di Ciwidey memang nenek saya. Saya juga masih kecil belum masuk sekolah sudah ingat kalau nenek bikin dan menjual Kalua Jeruk, enggak ada orang lain yang jual. Bahkan katanya, saat itu Bung Karno juga pernah datang membeli Kalua Jeruk dari nenek saya. Di rumah inilah sejarah Kalua Jeruk Ciwidey dimulai,”kata Hj. Elin, Kamis (31/5/18).

Hj. Elin mengatakan, saat neneknya berdagang Kalua Jeruk, sebenarnya ia masih kecil dan tinggal di Kota Bandung. Selepas SMP ia kemudian menetap di Ciwidey bersama kedua orang tuanya. Hj. Elin dan keluarganya ini menghuni rumah warisan dari leluhurnya yang dibangun pada 1925 dan kini diteruskan oleh Hj. Elin beserta keluarganya. Kemudian pada 1989 Elin meneruskan usaha pembuatan Kalua Jeruk, dengan membuka bagian depan rumah klasiknya itu menjadi sebuah toko dengan etalase dan berbagai hiasan untuk menarik pembeli.

“Saat itu saya berpikir Ciwidey itu jalur wisata. Banyak orang melintas depan rumah saya, sehingga saya ambil keputusan untuk kembali membuat Kalua Jeruk seperti yang dilakukan almarhum nenek saya. Kebetulan disini cuma baru ada satu orang yang dagang Kalua Jeruk disebelah sana. Kemudian saya buka toko untuk menjajakan Kalua Jeruk,”ujarnya.

Toko Legit Sari 1925, Jl. Raya Kampung warung No. 11. Ciwidey.

Hj. Elin pun melakukan inovasi dari manisan Kalua Jeruk yang biasa dibuat oleh neneknya itu. Dari semula hanya satu varian rasa yakni berwarna hitam gula merah, ia mengembangkan varian rasa lainnya, yakni rasa gula merah mocca, durian, stroberi, melon, jeruk dan vanila. Rata rata para penual manisan Kalua Jeruk disepanjang Jalan Raya Ciwidey itu antara Rp 40 ribu hingg Rp 60 ribu perkilogram.

“Kalau bahan baku kulit jeruk Bali, ada orang khusus mencarinya ke pedesaan atau bukit bukit. Seperti di daerah Rancabali, Cililin,Rawabogo bahkan sampai ke Jatinangor. Jeruk yang dibuat manisan atau kalua itu yang masih muda, kulitnya tebal enggak ada jeruknya. Jeruk Bali yang masih muda inilah yang diolah jadi manisan kalua jeruk,”ujarnya.

Keputusan Hj. Elin ternyata tepat, usaha pembuatan manisan Kalua Jeruknya itu berkembang pesat. Banyak orang yang menjadikan Kalua Jeruk sebagai oleh oleh sepulang berwisata dari Ciwidey dan sekitarnya. Karena semakin banyak orang yang menyukai Kalua Jeruk buatannya, biasanya tak kurang dari 1 kwintal perhari kulit jeruk Bali yang diolah menjadi manisan Kalua Jeruk khas Ciwidey itu. Langkah Elin ini diikuti oleh adik adik dan saudaranya, mereka pun membuka toko dan menjual Kalua Jeruk di sepanjang jalan itu.

“Dulu dalam sehari tak kurang dari 1 kwintal kulit jeruk yang saya olah jadi manisan. Tapi sejak dua atau tiga tahun terakhir ini produksi terus menurun, sekarang mah 1 kwintal itu dalam satu atau dua minggu. Banyak faktor penyebab turunnya omzet penjualan kami turun, termasuk galian pipa SPAM Gambung yang galian tanahnya bikin macet dimana mana,”katanya.

Seiring berkembang pesatnya kawasan objek wisata Bandung Selatan,Hj. Elin dan para pedagang lainnya disepanjang Jalan Raya Ciwidey, berharap bisa kecipratan rejeki. Sayangnya, meski saat ini akses ke kawasan objek wisata Bandung Selatan semakin mudah dengan hadirnya Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Tol Soroja tak kunjung memberi tuah rejeki kepada mereka.

“Kalau orang yang berwisata ke sini memang semakin banyak. Tapi sayanya orang tuh yah lewat saja kebanyakanya, kalau dulu bus dan mobil itu sampai antre disepanjang jalan ini. Semua toko oleh oleh disini panen rejeki kalau musim libur panjang seperti lebaran, tahun baru dan libur akhir pekan itu. Kehadiran Tol Soroja awalnya membawa harapan besar untuk kami, tapi ternyata enggak membawa dampak apa apa,”katanya. (Lily Setiadarma)

Tags: style
Bagikan579Tweet362Kirim
Berita Selanjutnya
Safari Ramadhan, Solihin Ajak Muslim Berzakat

Safari Ramadhan, Solihin Ajak Muslim Berzakat

Ormas di Kota Bandung Dilarang Ajukan Proposal THR

Ormas di Kota Bandung Dilarang Ajukan Proposal THR

Discussion about this post

Cecep Suhendar: 8.000 Perusahaan Sudah MoU, Job Fair Jadi Peluang Emas Pencari Kerja

Cecep Suhendar: 8.000 Perusahaan Sudah MoU, Job Fair Jadi Peluang Emas Pencari Kerja

Selasa, 24 Juni, 2025 | 1:26 pm
Musim Penghujan Tiba, DPRD Memohon Warga Kabupaten Bandung Waspada

Ketua DPRD: MTQH ke-39 Jadi Wadah Menumbuhkan Cinta dan Pemahaman Al-Qur’an

Rabu, 18 Juni, 2025 | 10:56 am
PLTA Jatigede Salah Satu Proyek Strategis Nasional

PLTA Jatigede Salah Satu Proyek Strategis Nasional

Senin, 20 Januari, 2025 | 6:48 pm
Pangdam III/Slw Pimpin Pengamanan Kunker Presiden RI di Sumedang

Pangdam III/Slw Pimpin Pengamanan Kunker Presiden RI di Sumedang

Senin, 20 Januari, 2025 | 6:36 pm
Presiden Prabowo Subianto Resmikan PLTA Jatigede

Presiden Prabowo Subianto Resmikan PLTA Jatigede

Senin, 20 Januari, 2025 | 4:54 pm
Resmikan PLTA Jatigede, Prabowo Disambut Antusiasme Warga

Resmikan PLTA Jatigede, Prabowo Disambut Antusiasme Warga

Senin, 20 Januari, 2025 | 4:53 pm

KOLOM

Perubahan Postur APBD
KOLOM

Perubahan Postur APBD

Rabu, 21 Mei, 2025 | 5:17 pm
Gubernur Jabar Berlakukan Jam Kerja Baru di Bulan Ramadhan
KOLOM

Kabupaten Bandung Menatap Ke Depan

Jumat, 4 April, 2025 | 2:17 pm
Dadan Wildan: Pembelajaran Adab dan Ahlaq Salah Satu Upaya Menghindari Siswa dari Narkoba, Bullying dan Cyber Crime
KOLOM

Populist Education ala Kang Dedi Mulyadi

Minggu, 16 Maret, 2025 | 4:03 pm
Tarawih di Mesjid Ibnu Abbas Kota Thaif
KOLOM

Tarawih di Mesjid Ibnu Abbas Kota Thaif

Minggu, 9 Maret, 2025 | 6:21 pm
BandungRaya

© 2022 bandungraya.net

  • PEDOMAN PEMBERITAAN
  • MANAJEMEN

No Result
View All Result
  • HOME
  • SOSIAL
  • PENDIDIKAN
  • BIROKRASI
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • NASIONAL
  • PARLEMEN
    • WAKIL RAKYAT
  • EKONOMI

© 2022 bandungraya.net

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist