BANDUNG (BR).- SMPN 2 Soreang kab. Bandung, jauh hari kebelakang telah memberlakukan aturan bagi para siswanya tentang penggunaan handphone di sekolah. Pasalnya, sejak awal Januari 2020, SMPN 2 Soreang sudah mulai menerapkan pembelajaran secara digital.
Kepala SMPN 2 Soreang, H. Wawan Ruhaya, diruang kerjanya menuturkan meski siswanya diperbolehkan menggunanakan handphone, namun aturannya, penggunaan handphone hanya diperbolehkan saat kegiatan belajar mengajar saja.
“Setelah selesai proses belajarnya, para siswa harus mengumpulkan handphone kepada guru yang sudah menyediakan kotak khusus untuk digunakan mengumpulkan handphone milik siswa,” ujar Wawan Jumat 17 Januari 2020.
Menurutnya, para siswa tidak pernah merasa keberatan dengan aturan itu. Siswa justru antusias dengan program pembelajaran digital tersebut yang mengharuska membawa handphone ke sekolah.
Wawan mengatakan, para guru juga lebih dimudahkan untuk memberikan materi kepada siswa dengan pola pembelajaran digital. Guru tinggal mengunggah materi di aplikasi dan siswa tinggal mengunduhnya.
“Sementara aplikasi pembelajaran yang sudah kami kembangkan ini berbasis android. Mulai penerapan pola pembelajaran digitalnya, baru tahun ini,” tuturnya.
Menurut Wawan, SMPN 2 Soreang juga telah siap untuk melaksanakan UNBK secara mandiri. Padahal sebelumnya, untuk pelaksanaan UNBK masih bergabung dengan sekolah lain yang sarana dan prasarananya telah lengkap.
Kendati demikian, SMPN 2 Soreang masih mengalami kendala. Salah satunya, masih kurangnya jumlah komputer yang akan digunakan untuk melaksanakan UNBK. Saat ini, komputer yang telah tersedia berjumlah 80 unit. Sedangkan kebutuhan komputer mencapai 121 unit.
“Sekitar 40 komputer lagi yang dibutuhkan. Kalau beli harganya sekitar Rp80 juta semuanya. Tapi kami masih mencoba untuk berkomunikasi dengan ornag tua siswa melalui komite sekolah,” kata dia.
Jalinan komunikasi kepada orang tua siswa tersebut, ujar dia, untuk meminta dukungan berupa sumbangan komputer. Jika orang tua siswa keberatan, SMPN 2 Soreang akan menempuh opsi lain.
“Kalau tidak yang meminjam laptop orang tua siswa atau para guru. Guru di sini kan jumlahnya 66 orang. Jadi sata optimistis kekurangan komputer bisa terpenuhi,” ucap dia.
Wawan berharap apa yang telah dilakukan oleh SMPN 2 Soreang dengan adanya pola pembelajaran digital bisa berdampak baik bagi para siswa. Mulai dari bertambahnya wawasan dan ilmu pengetahuan, hingga siswa mampu bersaing dengan siswa dari sekolah lainnya yang juga telah menerapkan pola pembelajaran secara digital, pungkasnya (BR. 01)
Discussion about this post