PANGALENGAN (BR) Dinas Pendidikan Kab. Bandung sudah menunjuk Ad hock untuk menyusun skenario bagaimana pembelajaran bagi siswa baru kelas 1 SD, PAUD dan TK untuk mengukuti BDR ( belajar dari rumah), karena untuk siswa kelas 1 dan TK pemula mungkin akan terasa aneh, hal itu disampaikan Kadisdik Kab. Bandung Dr. H. Juhana M. Mpd disela sela kunjungan kerjanya di SDN. Cukul Kec. Pangalengan Kab. Bandung Sabtu (04/07/20).
Diutarakan Juhana, Ada kurang lebih 1400 Guru kelas 1, yang akan dibintek secara pirtual oleh Narasumber dan setelah menguasai metode pembelajaran nantinya Guru akan mentransfer dengan cara pendekatan kepada orangtua siswa baik secara Daring maupun Rulling dengan mendatangangi rumah siswa atas persetujuan Orang tua siswa dengan standar covid 19 dan SOP kesehatan.
“Saat ini akan dilakukan dulu penguatan skenarionya / dibedah dulu materinya bagaimana pola pembelajaran bagi kelas 1 secara BDR,” imbuhnya.
Menurutnya pula, Setelah benar benar menguasai metode pembelajaran, Guru kelas 1 dan TK, tidak mengajar anak melainkan mentransfer kepada orangtua siswa, sedangkan untuk Guru kelas satu itu lebih pokus kepada pendidikan karakter dan calistung, bilamana mengalami kesulitan itu bisa dengan cara berkunjung kerumah orangtua siswa, baik itu diminta ataupun tidak diminta, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, dan itu akan diterapkan dalam Tahun ajaran baru saat ini.
Lebih Jauh Kadisdik mengatakan bahwa Dalam waktu dekat atas seijin Ketua Gugus Tugas Penanganan covid 19 yang dalam hal ini Bupati Bandung, juga sepakat dengan orangtua murid nanti akan dibuka beberapa sekolah secara offline tahun pelajaran baru yang dipandang sudah berada di zona hijau, dan betul betul Aman misalnya jumlah siswa yang sedikit, seperti di SDN. sukatinggal Kertasati kab. Bandung.
Menurut H. Juhana, Tentu ini harus dipersiapkan secara maxsimal, karena saat anak tidak pernah masuk sekolah dalam beberapa bulan kebelakang karena pandemi covid 19, saat masuk langsung disuguhkan dengan diberlakukan BDR, tentunya ini akan membuat bingung khusus tingkat SD, TK, dan PAUD, kalau untuk tingkat SMP dan SMA/SMK nampaknya bukan masalah lagi, untuk Tingkat SD, TK, dan PAUD untuk pembelajaran tidak harus 6 hari belajar, Fomula itu bisa dilaksanakan dalam 2 hari, dan tidak harus pembelajaran mesti 40 menit bisa dilaksanakan 20 menit, tidak harus 30 orang siswa datang semua, maxsimal 15 orang, pola pembelajaran ada paruh hari, ada paruh jam belajar, dan paruh jumlah siswa, ulas Juhana.
“Kalau separuh itu berhasil baru kita akan mulai progresif meningkat sampai pada new normal yang sesungguhnya, dan itu untuk menepis opini masyarakat kenapa Mall, Mesjid dan sarana lainnya sudah buka, sekolah Belum?? “.
Dikatakannya bahwa Dalam kunjungan kerja ini pula sekaligus untuk menditeksi sekolah sekolah mana yang sudah siap dilakukan untuk dibuka dengan berbagai kesiapan standat covid 19 dan protokol kesehatan covid 19, dan sekolah yang akan dibuka juga harus benar benar sudah ada dalam daftar ceklis, diperkirakan pada saat ini akan dicoba disekolah tingkat SD, SMP, tk dan PAUD, diangka 20 persen dulu yang akan dibuka, pungkasnya. (BR. 01 )
Discussion about this post