Ciwidey (BR)- Perbuatan Ecep Saefudin alias Ucok (43) sungguh tidak mencerminkan sosok Ketua RT yang baik. Bukannya mengurus masyarakat, malah karena terjerat ekonomi, dirinya tega membunuh warganya sendiri dengan cara menjerat lehernya sebelum mengambil uang jutaan rupiah yang disimpan korban dalam sebuah kaleng kue.
” Pelakunya sudah kita tangkap, ternyata ia adalah Ketua RT di wilayah tersebut,” kata Kapolresta Bandung Kombespol Hendra Kurniawan didampingi Kapolsek Ciwidey AKP Ivan Taufik dalam rilisnya kepada Media di Mapolsek Ciwidey, Senin (27/07/2020) siang.
Seperti diberitakan RRI sebelumnya, warga Kp. Rancamulya RT 001/001, Desa Sukaresmi, Kec. Rancabali Kab. Bandung, Sabtu (11/07/2020) pagi mendadak gempar, menyusul ditemukannya sesosok mayat yang diduga meninggal akibat penganiayaan.
Belakangan diketahui mayat tersebut adalah jasad Cece Bin Didi (77), yang saat ditemukan terdapat luka bekas jeratan di leher.
Saat ditemukan, kondisi jenazah juga sudah kaku dengan mengenakan baju kaos biru, berjaket dan bercelana panjang training warna hitam jenis katun.
Dipaparkan Kombespol Hendra Kurniawan, motifnya pada malam kejadian pelaku berpura-pura berkunjung ke rumah korban untuk meminta maaf karena belum bisa membayar hutang sebesar 300 ribu rupiah.
Ketika korban lengah dan berjalan menuju ruang mushola, pelaku menjerat korban dengan seutas tambang plastik, hingga korban meninggal dunia karena lemas dan tidak bisa bernafas.
” Setelah korban meninggal dunia, kemudian pelaku mengambil uang milik korban yang disimpan dalam sebuah kaleng bekas kue sebesar 10 juta rupiah,” terang Kapolresta Hendra Kurniawan.
Setelah melakukan aksinya, pelaku kemudian selama 6 hari melarikan diri ke berbagai tempat, seperti Pasirjambu, Ciparay, ,Pacet, Rancabuaya hingga akhirnya tertangkap di Pangalengan.
Gambar dari CCTV yang terpasang di sebuah warung tidak jauh dari rumah korban, menjadi petunjuk awal bagi kepolisian untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
Dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat jelas pelaku keluar dari rumah korban saat malam kejadian. Kecurigaan petugas pun semakin bertambah, karena sang Ketua RT tiba-tiba hilang pasca kejadian yang menggemparkan tersebut.
Naas, karena melawan saat hendak ditangkap, akhirnya polisi memberikan ” kenang-kenangan” berupa dua buah tembakan di betis Ketua RT bejat itu.
Pelaku hanya bisa tertunduk ketika diperlihatkan kepada awak media.
” Saya khilap pak…” kata sang Ketua RT saat ditanya alasan membunuh Cece yang tidak lain adalah warganya sendiri itu.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang sudah direncanakannya, kini pelaku meringkuk di kamar prodeo polisi. Ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun pun menantinya.( red**)
Discussion about this post