Bandungraya.net – Jakarta | Berdasarkan hasil studi terbaru menemukan bahwa infeksi virus corona penyebab Covid-19 dapat merusak kualitas sperma dan menurunkan kesuburan pria.
Dilansir dari AFP melalui cnnindonesia.com, infeksi ditemukan dapat mematikan sel sperma akibat stres oksidatif yang terjadi.
“Temuan ini memberikan bukti eksperimental pertama bahwa sistem reproduksi pria dapat menjadi sasaran yang dirusak oleh Covid-19,” tulis para peneliti.
Kendati demikian, kapasitas virus secara spesifik untuk mengganggu kesuburan pria masih belum terbukti dalam penelitian.
Sebagaimana diketahui, Covid-19 mengakibatkan penyakit pernapasan, terutama pada mereka yang memiliki penyakit kronis bawaan. Ditularkan melalui tetesan pernapasan, penyakit ini menyerang paru-paru dan berbagai organ tubuh lainnya.
Namun, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Reproduction ini menemukan bahwa infeksi virus dapat merusak perkembangan sel sperma dan mengganggu hormon reproduksi. Reseptor yang sama yang digunakan virus untuk mengakses jaringan paru-paru juga ditemukan di testis.
Para peneliti melakukan analisis data terhadap 84 pria dengan Covid-19 dengan 105 pria sehat. Pada pasien Covid-19, ditemukan penanda peradangan akibat stres oksidatif yang meningkat secara signifikan pada sel sperma.
Salah satu tim peneliti, Behzad Hajizadeh Maleki mengatakan, efek tersebut dikaitkan dengan kualitas sperma yang lebih rendah dan potensi tingkat kesuburan yang menurun.
“Meskipun efek ini cenderung membaik dari waktu ke waktu, namun efek tersebut tetap secara signifikan dan abnormal ditemukan lebih tinggi pada pasien Covid-19,” jelas Maleki.
Penelitian
Penelitian ini disambut dengan baik oleh para ahli yang tidak terlibat dalam studi. Namun, para ahli memberikan beberapa catatan.
Mengomentari studi tersebut, ahli reproduksi pria, Allan Pacey mengatakan perlunya kehati-hatian yang kuat dalam menginterpretasikan data.
Pacey mengatakan, penurunan kualitas sperma masih mungkin terjadi karena faktor lain selain Covid-19. Pasalnya, banyak pasien pria Covid-19 yang mengalami kelebihan berat badan. Sementara kelebihan berat badan telah sejak lama diketahui sebagai salah satu faktor menurunnya tingkat kesuburan.
Selain itu, pada dasarnya infeksi atau kondisi demam yang dialami seseorang akan berdampak pada produksi sperma. “Kami sudah tahu bahwa penyakit demam dapat berdampak pada produksi sperma, apa pun penyebabnya,” ujar Pacey.
Selain itu, Pacey menyebut berdasarkan hasil analisisi dari 14 studi, gangguan sperma pada Covid-19 hanya bersifat sementara.
“Penurunan sperma juga dapat terjadi karena pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi selama pasien sakit Covid-19,” sebutnya.
Selain itu, para ahli menyebut hingga saat ini belum ada bukti terkait virus corona di dalam air mani. (Red)
Discussion about this post