Bandungraya.net – KBB | Cuaca buruk yang terjadi selama beberapa pekan belakangan membuat 25 ton ikan mas dan nila yang dikembangbiakkan di Keramba Jaring Apung (KJA) mati mendadak.
Fenomena matinya ikan-ikan di KJA Waduk Saguling tepatnya blok Bunder, Perlas, dan Gombong ini terjadi sejak sepekan belakangan.
Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Jawa Barat, Dedi Arief Hendriyanto mengatakan matinya puluhan ton ikan di KJA perairan Waduk Saguling merupakan kasus berulang.
“Ini kan sebetulnya kejadian berulang, hampir tiap tahun ada. Seharusnya bisa diantisipasi oleh petambak,” ujar Dedi saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (29/1/2021).
Dedi mengatakan kejadian ini biasanya terjadi saat hujan deras atau disebut gejala upwelling. Gejala upwelling ini membuat air yang hangat berputar ke permukaan sementara yang dingin turun ke dasar.
“Perputaran air dengan kondisi hangat ke atas dan dingin ke bawah, ini kemudian mengaduk sedimentasi pakan ikan yang terakumulasi sejak lama lalu menimbulkan reaksi kimia amoniak yang membuat ikan akhirnya keracunan sampai mati mendadak,” tuturnya.
Dedi menjelaskan ikan yang sudah mati karena keracunan biasanya masih bisa dikonsumsi namun tergantung dari kondisinya. Namun kebanyakan, ikan sudah mengalami pembusukan karena terpapar patogen.
“Tidak akan mengancam pengonsumsi meskipun keracunan meskipun penyakit, asal bukan zoonosis. Yang penting dicuci bersih. Tapi memang sebaiknya yang mati langsing dibuang dan tidak dipaksakan untuk dijual, karena berpotensi terpapar patogen yang menyebabkan pembusukan,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi kejadian keracunan ikan di KJA, sebetulnya petambak bisa melakukan pengendalian kepadatan ikan dan penaikan jaring apung.
“Kalau sudah musim hujan kepadatan KJA harus dikurang lalu keramba dinaikkan. Biasanya kan kedalamannya 3 sampai 4 meter, jadi dinaikkan saja. Jadi nanti sisa pakannya bisa dibersihkan,” tegasnya. (Red)
Discussion about this post