Sumedang (BR).- ‘Gercep’ alias Gerak Cepat dalam upaya penyelenggaraan dan pembangunan dibutuhkan sinergitas serta dukungan kerja sama yang padu dari seluruh pemangku kepentingan terutama internal jajaran Pemda.
Hal tersebut, diungkapkan Sekda Sumedang Herman Suryatman, saat melakukan konsolidasi internal berkeliling ke setiap SKPD.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda berkonsolidasi ke Inspektorat, Kantor Arsipus dan Dinkes, dan terakhir melanjutkan Rapat Konsolidasi dengan jajaran Dinas Pendidikan di Aula Disdik Sumedang, Selasa (4/1/2021).
Sekda dalam paparannya menyampaikan, Tahun 2022 Pemda sudah berkomitmen untuk melakukan akselerasi pembangunan dengan mengambil tahline Melesat.
“Dengan Melesatnya kita di 2022, mudah mudahan Sumedang Simpati bisa tercapai bahkan terlampaui,” ujar Sekda.
Salah satu target yang dibidik di Tahun 2022 ialah meningkatnya IPM secara tajam, dimana saat ini masih berada di peringkat 12 untuk tingkat provinsi Jawa barat.
“Harapannya Insyaallah kita masuk di 10 besar. Dari 71,80 mudah- mudahan bisa meningkat satu atau dua poin. Tentu ini harus diikhtiarkan,” kata Sekda.
Menurutnya, agar IPM meningkat, maka angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) harus meningkat pula.
“RLS dan HLS masih 8,52 sehingga perlu extra effort dari jajaran Disdik. Kita akan dorong sampai angka sepuluh. Makanya kami lakukan konsolidasi. Dinas Pendidikan melesat harus ditandai dengan RLS dan HLS yang melesat,” tuturnya.
Sementara itu, Kadisdik Sumedang Agus Wahidin, menyatakan kesiapannya memenuhi harapan Sekda agar Dinas Pendidikan bisa Melesat di tahun 2022.
“Angka RTS dan HLS itu datanya berada di BPS. Oleh karena itu, untuk meningkatkan angka tersebut, tiada cara lain selain dilakukan dengan kerja nyata untuk warga Sumedang khususnya warga yang usianya di atas 25 tahun,” ungkapnya.
Dijelaskannya, dari sisi formal, saat ini Sumedang sekarang 100 persen PAUD terlayani, 100 persen anak SD terlayani dan melanjutkan, dan 78 persen anak SMP melanjutkan. Perhatian difokuskan kepada mereka yang putus sekolah dan yang belum bersekolah tetapi usianya di atas 25 tahun.
“Itu konsentrasi kita. Tentunya perlu ada ada rumusan dan pendekatan strategi seperti yang disampaikan Sekda. Kami siap melaksanakan,” tukasnya. (BR 11)
Discussion about this post