Majalaya (BR).- Para pelaku usaha tekstil dan produk tekstil Majalaya di Kabupaten Bandung semakin khawatir dengan nilai tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dolar. Bahkan, terancam mengalami gulung tikar apabila tidak ada kebijakan pemerintah yang melindungi para pengusaha tersebut.
“(Kami) masih digantung, belum ada solusi dari pemerintah untuk membantu. Intinya para IKM dalam tahap bertahan dan diujung tanduk. Dolar naik, mau ngapain kita,” ujar Koordinator IKM Tekstil dan Produk Tekstil Majalaya, Agus Ruslan, Rabu (3/10).
Ia menuturkan, 80 persen dari total 309 pelaku usaha tekstil di Majalaya memasarkan produknya di dalam negeri. Sementara sisanya 20 persen ada yang mengekspor barang-barang tekstil ke luar negeri.
“Kita yang menyuplai dalam negeri, tidak diimbangi dengan permintaan. Mau sampai kapan, harus ada tindakan pemerintah membantu supaya kita bisa bertahan,” ungkapnya.
Menurutnya, rata-rata pelaku IKM tekstil di Majalaya memproduksi sarung, kain putih termasuk sorban. Ia yang juga pelaku IKM menuturkan, kedatangan Menperin ke Majalaya beberapa waktu lalu tidak memberikan dampak yang positif bagi para pelaku usaha.
“Belum ada solusi, kami menunggu mau diapain. Mau dihilangkan atau gimana. Kalau gak dibantu, hilang dong,” ungkapnya. Agus menambahkan, para IKM saat ini menggunakan bahan baku impor yaitu benang 150 D.
Menurutnya, beberapa pelaku IKM masih ada yang mempunyai stok bahan baku. Kondisi tersebut membuat para pelaku IKM bisa bernafas lega sementara. Namun, sampai kapan stok tersebut bisa bertahan ditengah nilai tukar dolar yang naik.
“Sekarang ibaratnya, jual kambing beli ayam. Bisa jual (produk) gak bisa beli (bahan baku),” ungkapnya. Menurutnya, pemerintah harus segera menyusun upaya perlindungan kepada para pelaku IKM. Sebab hal ini berkaitan juga dengan karyawan yang mencapai 700 ribu dari 309 IKM berpotensi bisa dirumahkan.
Saat ini, katanya sebagian pelaku IKM terbantu dengan kegiatan pilpres dan pileg yang memerlukan atribut untuk kegiatan kampanye. “Saya sudah satu bulan terakhir, mesin ada uang kosong dan sedang menunggu keputusan buyer apakah jadi membeli produk,” katanya. (BR- 01)
Discussion about this post