Bandung, (BR-NET) – Sejumlah petani kecil diwilayah Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira) Kabupaten Bandung mengeluh. Pasalnya kartu tani yang dimilikinya tidak begitu berguna untuk membeli pupuk bersubsidi. Karena banyak yang ditolak oleh penjual, lantaran saldo Kartu Taninya kosong
Padahal kartu tani tersebut merupakan solusi dari pemerintah kabupaten Bandung di bawah kepemimpinan HM. Dadang Supriatna, bagi para petani ditengah sulitnya pupuk bersubsidi sebagai alat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi
Hal itu dirasakan dampaknya oleh Ayo (63 thn) petani asal kecamatan Ciwidey yang mengaku memiliki kartu tani tapi saldonya selalu kosong, Akunya Pada Selasa 16 Juli 2024.
“Sewaktu di cek saldonya selalu kosong, sehingga saya membeli pupuk non subsidi menggunakan KTP dengan harga yang sangat tinggi,” Keluhnya.
Ayo mengungkapkan, dirinya sudah cukup lama tidak membeli pupuk bersubsidi lantaran saldo kartu tani yang dimilikinya selalu kosong.
”Udah lama gak pakai itu. Tiap mau beli juga saldonya kosong melulu. Malah sekarang kartunya juga sudah hilang,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuknya, Ayo mengaku bisa membeli di kios yang sudah ditunjuk menggunakan KTP, meskipun harganya cukup tinggi, karena bukan pupuk bersubsidi.
“Ya terpaksa saya beli walaupun harganya cukup mahal, mau apa lagi karena untuk memenuhi kebutuhan lahan sawah. Kadang juga pakai kotoran domba sebagai pupuk campurannya. Tapi itu juga di pinggirnya saja,” ujarnya
Tegas Ayo, program bagi Petani dari Bupati Bandung Dadang Supriatna belum kami rasakan secara maksimal, mungkin belum saatnya kami dapat menerima salah satu program yang disampaikan Pemkab Bandung, Ungkapnya.
Hal serupa dirasakan oleh Lili petani asal Pasirjambu kabupaten Bandung, selama beberapa musim ini, dirinya selalu membeli pupuk nonsubsidi lantaran kartu tani miliknya tidak bisa digunakan.
“Karena kartu tani yang diberikan pak bupati selalu kosong terus, ya terpaksa harus membeli pupuk non subsidi dengan menggunakan KTP ke kios yang sudah ditunjuk. Walaupun kerap kali tidak tersedia. Sementara itu, untuk membeli pupuk subsidi ke kios lain juga tidak bisa,” ucapnya
Berbeda dengan petani asal Kecamatan Rancabali Endang (65 thn), dirinya merasakan dampak dari kartu tani tersebut mendapatkan bantuan urea sebanyak 25 kg dan NPK Ples sekitar 15 kg dari kelompok tani
“Alhamdulillah, baru pertama kali saya mendapatkan bantuan pupuk bersubsidi sebanyak itu, padahal saya sudah lama memiliki kartu tani ini, tapi segitu juga dicukup-cukupilah agar tanaman padi yang saya tanam dapat terpenuhi,” jelasnya
Ia berharap agar kartu tani yang dimilikinya dapat dipergunakan untuk membeli pupuk bersubsidi, tidak dibatasi hanya pada musim tanam saja, tetapi selalu dapat dipergunakan kapan saja.
” Saya harap kartu tani ini dapat dipergunakan untuk membeli pupuk bersubsidi, tidak dibatasi beli pupuknya, dan dapat dipergunakan kapan saja,” pungkasnya
(Dans/Saepul)
Discussion about this post