Bandung ( BR. NET) Kurangnya pengetahuan Dasar yang dimiliki para petani tentang pertanian berpotensi menyebabkan penurunan hasil panen dan kerugian bagi para petani.
Seperti diutarakan Uus salah seorang Petani asal Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Ia berharap Pemerintah dan instansi terkait dapat memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani di Kampung Cipatra agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk meningkatkan hasil panen mereka, Ungkapnya.
” Sulitnya mendapatkan pupuk membuat para anggota kelompok Tani Cipatra Mekar Mengeluh, Kebutuhan Pupuk Tak Terpenuhi “.
Uus, mengatakan bahwa kebutuhan pupuk di wilayahnya lebih dari 100 ton per musim tanam, namun kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh klasifikasi zona pangan di wilayah tersebut yang tidak sesuai dengan realita.
“Berdasarkan keterangan dari LBKK, wilayah kami tergolong zona pangan,” jelas Uus. “Padahal, di wilayah kami, seperti Desa Malasari, Sukamaju, dan Warjabakti, mayoritas petani adalah petani holtikultura.” Jelas Uus.
Diutarakan Uus, bahwa klasifikasi zona pangan tersebut membuat kuota pupuk yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan para petani holtikultura.
“Kami membutuhkan pupuk khusus untuk tanaman holtikultura, namun kuota yang diberikan hanya untuk tanaman pangan,” Keluh Uus.
Dalam hal ini menurutnya, Pemerintah dan instansi terkait dapat memperhatikan kebutuhan pupuk di wilayahnya dan melakukan penyesuaian klasifikasi zona pangan agar sesuai dengan realita.
“Kami berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar kebutuhan pupuk kami terpenuhi dan hasil panen kami dapat meningkat,” Cakap Uus.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Ningning Hendasah selaku Pengguna Anggaran ( PA) di Dinas Pertanian Kabupaten Bandung saat dihubungi melalui hubungan celuler menuturkan bahwa Pengguna Anggaran di lembaga yang di pimpinnya tersebut adalah Kepala Bidang Prasarana, Ujarnya Pada Senin 30 September 2024.
Dan saat akan ditemui dikantor kerjanya baik itu Kepala Dinas Pertanian maupun Kepala Bidang Prasarana tengah tidak ada ditempat.
Disamping itu ada beberapa kegiatan yang rata rata Pagu kurang lebih 1,6 Milyar, dibeberapa Wilayah Kecamatan yang ada di kabupaten Bandung diduga patut mendapatkan perhatian seluruh komponen yang peduli terhadap Para Petani, pasalnya kegiatan tersebut terkesan tertutup, hingga Kepala Desa dan Camat pun tidak mengetahui adanya kegiatan yang diselenggarakan di wilayahnya.
” Ironisnya lagi, ungkapan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung yang disinyalir kurang paham siapa PA dan Siapa KPA,!? “.
Hingga berita ini diturunkan belum ada klarifikasi dan pernyataan serta statment resmi baik dari Kepala Dinas Pertanian maupun Kepala Bidang Prasarana selalu Pengguna Anggaran, Kata Kadis. ( Awing )
Discussion about this post