Sumedang (BR.NET).- Dalam rangka mendukung pemerintah membangun kesadaran hukum masyarakat desa, Kejaksaan Negeri Sumedang melaksanakan kegiatan Jaksa Garda Desa (JAGA DESA) ngobrol bareng para Kepala Desa dan DPC APDESI Kabupaten Sumedang, bertempat di Pendopo PPS Sumedang, Kamis 14 November 2024.
“Program ini, perintah pimpinan langsung agar pemerintah desa dalam melaksanakan anggaran, permasalahan desa dan pengelolaan keuangan negara yang tertib, efesien dan transparan,” ungkap Kajari Sumedang, Dr. Adi Purnama, S.H., M.H, kepada bandungraya.net, saat diwawancarai usai kegiatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan ini guna memperkuat desa dalam kerangka NKRI serta mengawal pengelolaan keuangan desa yang tepat sasaran, sehingga dapat bermanfaat masyarakat dan pembangunan desa itu sendiri.
“Program ini akan kami lakukan setiap bulan. Bukan sekedar seremoni, tetapi kami akan melayani pemdes apabila ada permasalahan hukum apapun (untuk diberikan solusinya) di desanya masing-masing,” tegasnya.
Ia pun berharap, melalui pembinaan kampanye anti korupsi ini, dalam pengelolaan keuangan desa tidak ada korupsi lagi.
“Semoga kepala desa tidak ada yang korupsi, karena kami tidak akan mentolerir. Akan tetapi yang sifatnya hanya administratif akan diberikan pembinaan, membimbing dan menyelesaikan permasalahannya,” ujarnya.
“Kita akan lihat dulu korupsi ini benar terjadi atau tidak, jangan sampai laporan bentuknya fitnah yang merugikan desa itu sendiri,” kata Kajari didampingi Kasi Intelijen Nopridiansya S.H, dan Kadis DPMD Asep Aan Dahlan, S.Sos., M.Si.
Sementara terpisah, Ketua DPC APDESI Sumedang Welly Sanjaya, SP, berucap terima kasih atas program pembinaan yang digelar oleh Kejaksaan Negeri Sumedang.
“Hal ini adalah bagian dari pola pembinaan, sinergitas dan pencegahan pemerintahan desa. Sebagai mana yang diharapkan Clean government yang bersih, efektif, efisien, transparan, jujur, dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Welly berharap, kedepannya Forkopimda lebih dekat lagi dengan Pemdes, sehingga selalu terjalin pembinaan dan pencegahan yang berkelanjutan.
“Utamakan pencegahan, kasih tau dan dibina terlebih dulu, jangan ujug-ujug (tiba-tiba) tolong berikan pemahaman yang sama,” pungkasnya. (Gani)
Discussion about this post