Braga (BR).- Longmarch 6 atlet NPCI Jabar dari Bandung ke Jakarta tempo hari, namun kemudian terhenti di Purwakarta karena ada “bujukan” dari Kemenpora, telah mewarnai kisruh 6 atlet paralympic Jabar dengan National Paralympic Commite of Indonesia (NPCI).
Namun ketegangan itu sirna sudah di Restauran Braga Permai Bandung pada Jumat (7/9/2018). Nota kesepahaman dan perdamaian kedua pihak diinisiasi oleh sesmenpora dalam hal ini diwakili oleh staf bagian hukum Kemenpora Emir Hadi. “Ini bentuk komitmen Menpora untuk memperjuangkan niat baik atlet paralympic sesuai dengan UU SKN maupun UU Penyandang Disabilitas. Dengan adanya nota perdamaian ini atlet disabilitas bisa tampil di berbagai kejuaraan,” ujar Emir Hadi.
Ditempat yang sama sekretaris umum NPCI Jabar Supriatna Gumilar mengatakan, nota perdamaian ini menjadi langkah positif untuk mengakhiri kisruh di tubuh NPCI Jabar maupun di NPCI Pusat. ” Semua sepakat kisruh ini diakhiri. Penggugatpun telah mencabut gugatan hukumnya. Marwah sebagai atlet akan dilembalikan. Kami menjamin itu semua,” tegas Supriatna.
Farid Surdin, perwakilan dari atlet mengatakan tidak ada lagi istilah setor menyetor sebelum NPCI melegalkan sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Ini simbol kemerdekaan bagi kami, para atlet disabilitas,” ujar Farid.
Seperti diketahui, jauh sebelumnya enam atlet paralyimpic Jabar yang menyabet emas di Peparnas XV 2016 menggugat NPCI secara hukum menyusul penolakan mereka soal setor menyetor uang kepada NPCI Pusat dan NPCI Jabar. (BR-06)
Discussion about this post