Pasirjambu, (BR.NET).— Suasana Musyawarah Desa (Musdes) Cukanggenteng, Jumat (10/10/2025), mendadak memanas ketika Ade Nurdiansyah, tokoh masyarakat Kampung Sindangsari RW 4, dengan lantang menyampaikan aspirasi warga. Ia menegaskan bahwa tanah carik adalah warisan leluhur yang harus dijaga, bukan dijual, disewakan, apalagi ditukar guling untuk kepentingan segelintir orang.
“Kami mohon, jangan ada tukar guling atau sewa menyewa tanah carik. Itu aset desa, milik rakyat, bukan milik pribadi. Jangan ada pembodohan terhadap masyarakat!” seru Ade disambut anggukan warga yang hadir.
Menurut Ade, Musdes kali ini seharusnya menjadi ajang penyampaian aspirasi dan pengaduan masyarakat atas berbagai persoalan di desa. Namun, jawaban dari Kepala Desa Cukanggenteng, Rosiman, dinilai tidak jelas dan mengambang, seolah menghindar dari substansi masalah.
“Kalau ini Musdes pengaduan, mestinya ada jawaban yang pasti. Tapi yang kami dengar hanya kata-kata manis tanpa kejelasan. Kami hanya ingin niat baik dari kepala desa, dari lembaga desa, dari semua pihak. Mau dibawa ke mana desa ini kalau asetnya saja tidak dijaga?” ujar Ade dengan nada kecewa.
Ia juga mengungkapkan kejanggalan dalam pemanfaatan gedung kantor desa lama yang disebut-sebut akan digunakan sebagai dapur SPPG.
“Katanya belum ada MoU, tapi bangunannya sudah direnovasi. Kalau belum ada kesepakatan, kenapa sudah digarap? Artinya sudah ada perjanjian diam-diam,” ungkapnya tajam.
Tak hanya itu, Ade menyoroti isu penyewaan tanah carik kepada pengusaha, yang menurutnya jelas melukai rasa keadilan masyarakat.
“Kasihan warga yang selama ini menggarap tanah itu untuk bertani. Tanah carik itu bukan hanya tanah, tapi sumber penghidupan. Di sana ada pohon-pohon yang ditanam leluhur kita, ada sayur-mayur yang ditanam warga. Semua itu hidup dari keringat rakyat kecil,” tegasnya dengan suara bergetar.
Ade kemudian mengaitkan persoalan itu dengan pentingnya menjaga alam dan lingkungan, sebagaimana semangat Gubernur Jawa Barat.
“Bapak Gubernur kita, Dedi Mulyadi, cinta alam, cinta pohon. Karena pohon itu sumber kehidupan. Kalau pohon tumbuh, air ada, tanah kuat, rakyat pun sejahtera. Leuwi hejo, masyarakat ngejo,” katanya penuh makna.
Di akhir penyampaiannya, Ade Nurdiansyah memohon langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, agar turun tangan membantu masyarakat Desa Cukanggenteng mempertahankan aset desanya.
“Saya mohon kepada Bapak Aing, Bapak Dedi Mulyadi, bantu kami rakyat kecil di Cukanggenteng ini. Jangan biarkan tanah carik dijual, disewakan, atau ditukar guling. Biarkan tanah itu tetap menjadi milik desa, untuk anak cucu kami, untuk kehidupan masyarakat desa yang jujur dan sederhana,” tutupnya dengan nada penuh harap. (Heri).
Discussion about this post