Baleendah (BR).- SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) kembali menggulirkan agenda yang lain dari sekolah lain. Kali ini, melalui program pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan bersama dalam hal pendidikan deradikalisasi.
Dalam kegiatan yang digelar sebagai pembicara hadir Prof. Dr. Dadan Wildan, M. Hum, Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara RI Bidang politik, pertahanan, keamanan serta Ibu Siti Komariah, Dra., M. Si., Ph.D. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI.
Pengabdian masyarakat yang dikemas dengan penanaman Deradikalisasi kepada para guru dan para siswa SMP PCI mengangkat topik menarik mengenai “Implementasi Model Gerakan Pencegahan Radikalisme”.
Menurut Siti Komariah, Ph.D pengabdian masyarakat dari kampus UPI merupakan bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kali ini, sasaran pengabdian masyarakat adalah para guru dan siswa di SMP PCI, Ujarnya Rabu 23 November 2022.
Menurut Ibu Siti, pemahaman deradikalisasi menjadi sangat penting ditanamkan kepada masyarakat. Apalagi seringkali gerakan radikal itu mengatasnamakan agama. Padahal tidak ada satu ajaran agama manapun yang mengajarkan kekerasan kepada sesamanya.
Menurut sosiolog yang meraih gelar doktornya dari Universiti Malaya Kualalumpur ini, Radikalisme dan terorisme bukanlah watak dari ajaran agama. Radikalisme dan terorisme yang ditandai dengan perbuatan-perbuatan yang menggunakan kekerasan, tentu bertentangan dengan ajaran agama manapun, Ulasnya.
Sementara itu, Prof. Dadan mengatakan bahwa perkembangan Islam di Indonesia, penyebarannya tidak pernah diwujudkan dalam bentuk-bentuk yang radikal, apalagi ditandai dengan perbuatan-perbuatan teror.
Negara Islam (Darul Islam – Islamic States) bukanlah tujuan utama. Tujuan utama ajaran Islam adalah rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam.
Menurut Prof. Dadan, untuk menanamkan deradikalisasi, perlu kesungguhan dalam penanganan pergerakan ideologi radikal.
” Pemerintah perlu mengintensifkan pemahaman dan kewaspadaan faham radikal dan meningkatkan aktivitas Deradikalisasi “.
Kita juga perlu mencegah ideologi radikal. Untuk itu, perlu sinergitas antara keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan, keagaman, dan kemasyarakatan. Kita perlu memiliki cara dan model yang praktis dan tepat untuk mencegah gerakan radikal dan terorisme, ungkap alumni Lemhannas Tahun 2007 ini.( BR. 01 )
Discussion about this post