Sabtu, 18 Oktober, 2025

Akhirnya Anggara Permana Sidiq Buka Suara, Pemdes Ciwidey Tidak Terlibat dan Tidak Pernah Mengintruksikan Iuran Ojeg

Kalau tujuannya jelas, dan ada perhatian kepada para ojeg, pihaknya tidak akan mempertanyakan iuran tersebut.

WAJIBDIBACA

“Kami tidak pernah merasakan manfaat dari iuran yang dibayarkan setiap hari,” katanya

Hal yang sama dikatakan (I), menurutnya, para tukang ojeg yang dipungut iuran setiap hari diberi tanda stiker.

“Semua tukang ojeg kan dikasih tanda stiker, jadi motor yang makal dan terpasang stiker harus ngasih iuran setiap hari Rp2000,” jelasnya.

Tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar alun alun Takoci Ciwidey, semuanya dikasih tanda stiker dan dipungut iuran oleh perangkat pemdes.

“Kurang lebih ada sekitar 800 orang, yang biasa mangkal di sekitar Takoci Ciwidey ini,” akunya.

Senada dengan Gdan I, ribuan tukang ojek yang biasa mangkal di pasar Cibeureum Ciwidey juga mengaku sama dipungut iuran oleh perangkat pemdes Ciwidey.

“Sama, semua ojek yang mangkal di pasar juga diminta iuran oleh perangkat desa,” katanya.

Menurut informasi di lapangan, jumlah tukang ojek yang biasa mangkal di pasar Cibeureum dan sekitar masjid agung dan alun alun Ciwidey ada lebih dari 1000 orang.

“kalau diakumulasi kan berapa uang yang dikumpulkan pemdes per bulan, dan apa manfaat yang kami terima dari iuran itu,” tuturnya.

“Kami berharap, Pemdes Ciwidey bisa memberikan penjelasan. Agar kami bisa merasakan manfaat, sehingga Kami pun tidak merasa keberatan,” pungkasnya.( BR. 01 )

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM