Garut, (BR. NET)-Penerapan lima hari sekolah, berdampak pada pemadatan kegiatan jam belajar mengajar, dari enam hari menjadi lima hari. Sehingga siswa harus pulang lebih sore karena ada jam pelajaran lanjutan.
Ketua PGRI Kecamatan Karangpawitan Drs Arief Ganjar Nugraha yang menjabat Kepala Sekolah SDN 3 Karangpawitan, saat ngobrol santai di ruangan Guru menjelaskan, “siswa-siswi dibuat belajar dengan suasana senang dan nyaman saat kegiatan ko-kurikuler dan ektra kurikuler pada jam tambahan belajar di waktu siang, Sehingga siswa-siswi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan baik”. Rabu 31/01/2024
“Setelah intra dan ko-kurikuler selesai sekitar jam 14.00 atau jam 14.15, jam selebihnya untuk kegiatan ektra kurikuler. Disana anak-anak dibuat senang, dibuat nyaman, sehingga tidak ada rasa mengantuk, tidak ada rasa malas, tetap semangat semua sampai jam terakhir jam 14.45 sampai jam 15.00,” ungkap Arief
Arief menambahkan dengan penerapan semacam ini, pelaksanaan kurikulum merdeka dengan penerapan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dapat terakomodir maksimal. Untuk jenjang SD, di SDN 3 Karangpawitan kurikulum merdeka diikuti oleh kelas I, II, IV dan V. Di wilayah Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Karangpawitan dari 60 SD, kurang lebih baru ada 10 sekolah dasar yang telah melaksanakan 5 hari pembelajaran. Ucapnya.
Dengan adanya 5 hari pembelajaran yang jadi kendala bagi SDN 3 Karangpawitan saat ini adalah masalah ketersidian Air, untuk keperluan para siswa disaat akan melaksanakan sholat berjemaah, selama ini pihak sekolah mengandalkan air gunung yang pengairaannya secara bergilir.
Arief berharap dengan penerapan ini, dapat menguatkan pendidikan karakter dan kualitas anak. Dicontohkan, saat jadwal istirahat dan makan siang, anak-anak membawa bekal sendiri, serta usai makan, dilanjutkan mencuci tempat makan bersama, di saat tiba waktu sholat kami melaksanakan sholat berjemaah. Pungkasnya (Tatang. R)
Discussion about this post