Sumedang (BR).- Bendung Sentig merupakan sebuah bendung yang dibangun melintasi aliran Sungai Cipeles. Lokasinya berada di Kampung Andir Desa Rancamulya, tepatnya di perbatasan antara Desa Rancamulya Kecamatan Sumedang Utara dengan Desa Cisalak Kecamatan Cisarua.
Hal tersebut, dibenarkan adanya oleh Ketua Mitra Cai, Ade, sekaligus sebagai Ketua RW O3, dusun Cihanyir, desa Sukaluyu, Ganeas, dalam keterangannya kepada bandungraya.net, ketika sedang memantau debit air di Sentig kanan arah kewilayahnya, Minggu 11 September 2022.
Menurutnya, Bendung ini dibangun untuk membendung aliran sungai Cipeles yang airnya melimpah dan mengalirkannya ke saluran irigasi yang berada di kiri dan kanan aliran Sungai Cipeles.
“Air yang melewati saluran irigasi ini akan mengairi hektaran lahan pesawahan yang berlokasi di 17 desa di Kecamatan Ganeas, Cisarua, Sumedang Selatan sampai Kecamatan Situraja,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata dia, seiring perkembangan zaman Bendung Sentig yang dibangun sekitaran tahun 1972 ini, sangat besar manfaatnya bagi masyarakat sekitar.
“Kini air irigasi yang berasal dari bendung Sentig, selain menghidupi lahan pesawahan, juga banyak warga yang menggantungkan hidupnya pada keberfungsian air irigasinya. Namun saluran tersebut tidak terlepas pula dari permasalahan yang terjadi pada akhir-akhir ini,” terang Ade.
Hal serupa, diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat dusun Cihanyir A.K, (yang tidak mau disebutkan jatidirinya) dirinya mewakili para petani dan hajat banyak warga Sukaluyu, sangat berharap akan perawatan yang mumpuni atas bendung Sentig tersebut.
“Apabila melihat kondisinya akhir-akhir ini, sungguh memprihatinkan beruntung saja sudah mendekati musim penghujan. Sehingga kami tidak berlarut-larut mengalami kekeringan sumur dan pesawahan karena pasokan air sempat tersendat dengan jebolnya skat besi penutup air bendungan tersebut,” paparnya.
Diakuinya, dia beserta warga masyarakat sempat bertanya keheranan atas minimnya pemeliharaan Bendung Sentig tersebut. Belum lagi faktor alam jika curah hujan intensitas tinggi, hampir selalu terjadi longsor dibeberapa titik.
“Padahal rasanya belum lama ini, ada pengerjaan skat besi penutup 4 pintu Sentig kiri dan kanan oleh pihak DPUTR. Tapi sangat disayangkan mungkin diduga entah bahan kontruksi tidak sesuai spek atau pengerjaannya tidak sesuai SOP, sehingga kualitasnya hanya seumur jagung cepat rusak dan jebol kembali,” kata A.K.
Atas perihal diatas, awalnya warga pun merasa senang dengan adanya perbaikan bendung Sentig tersebut. Akan tetapi setelah menunggu sekian lama, akhir realisasi pembangunannya sangat mengecewakan.
“Sebetulnya telah lama kami bersabar, dimana lahan pesawahan tidak dapat menghasilkan karena tidak terairi, bahkan sumur-sumur pun sempat mengalami kekeringan,” tuturnya.
Sejauh ini, kami selalu berharap kepada dinas terkait khususnya pemkab Sumedang agar dapat mendengarkan keluhan warga masyarakat sekitar.
“Semoga aspirasi dapat segera tersampaikan hingga pihak Pemda mau mendengar keluhan kami selama ini. Karenanya aktualisasi komunikasi massa melalui media online sangat terasa peran serta fungsi diskusi dan perdebatannya bagi kami,” tegasnya. (BR-11)
Discussion about this post