GARUT, (BR).- Selama satu bulan penuh mahasiswa STAIPI Garut melaksanakan Masa Pengabdian Masyarakat (MPM). Setiap kelompok MPM yang berjumlahkan 15 kelompok disebar di 10 desa di Kecamatan Malangbong.
Sebelum terjun ke masyarakat, pada tanggal 11 sampai 16 juli setiap kelompok diberikan pembekalan terlebih dahulu di kampus STAIPI Garut agar mahasiswa dapat mencari solusi dari setiap masalah yang ada di desanya masing-masing.
Dari hal tersebut mahasiswa STAIPI Garut ditantang untuk menangkap sebuah realita yang terjadi.
Dalam kurun waktu kurang lebih satu minggu dari tanggal 01 sampai 10 juli, setiap kelompok melakukan survey lapangan.
Sehabis kepulangannya dari tempat survey, mereka mendapatkan masalahnya masing-masing. Beda desa, beda masalah, maka beda juga solusinya. Dari hal itu muncullah berbagai program kerja.
Salah satunya, program kerja membentuk komunitas Desa Kreatif yang dirancang oleh kelompok MPM 03 di Desa Sekarwangi.
Rijal Tasdik ketua MPM 03, mengatakan secara historis, warga Desa Sekarwangi juga pernah menjuarai lomba Tepat Guna Teknolonogi. Kemenangannya itu didapat karena menghasilkan kerajinan batik yang namanya batik Kantil. Yang mana karya tesebut menemani karya batik Garutan.
Hal-hal itulah, imbuh Rijal, yang menunjukkan bahwa Desa Sekarwangi memiliki SDM potensial yang kreatif. Dengan latar belakang tersebut, ada beberapa hal bisa dikreasikan;
Pertama, Kreatif dalam penggunaan limbah kulit jagung. Di Desa Sekarwangi, tanahnya diberkahi dengan tanaman jagung yang banyak. Ketika masa panen tiba, berbeda dengan jagung manis yang dijual dengan kulitnya, yang dijual dari jagung hibrida hanya bijinya saja.
Sehingga kulit jagungnya dibuang dan dijadikan limbah oleh petani. Dari hal itu kami melihat bahwa kulit jagung bisa dijadikan kerajinan bunga dan bernilai ekonomi.
Bahkan, menurut Rijal, lebih dari itu, kulit jagung ini memiliki banyak potensi untuk dikreasikan
Yang kedua, lanjut dia, kreatif dalam penggunaan aqua gelas. Minuman kemasan gelas biasanya dibuang ketika seusai dipakai. Bukan habis sepah dibuang, tapi karena memang ada yang menganggap minuman kemasan gelas tersebut memang sampah sehingga dibiarkan, dibuang, dibakar.
“Ada juga anggapan lain bahwa sampah bisa daur ulang, bahkan bisa dikreasikan jadi barang yang bernilai. Kelompok MPM 03 memilih beberapa sampah untuk dikreasikan,” ujarnya.
Di desa sekarwangi ini, MPM 03 STAIPI Garut mengajak masyarakat Desa Sekarwangi untuk mengkreasikan limbah tersebut. Misalnya dari aqua gelas bisa dikreasikan jadi piring yang mirip dengan piring hoe, tempat tisu, tempat buah-buahan, tempat penyimpanan air mineral.
Ke tiga, kreatif dalam berhidroponik. Dalam berhidroponik pun MPM 03 mengajak masyarakat menggunakan minuman kemasan botol untuk dikreasikan menjadi tempat untuk bertanam layaknya menggunakan hidroponik.
“Wadah aqua botol dipotong menjadi dua bagian, atasnya dipakai untuk menampung benih sayuran dan media tanamnya, sedangkan bagian bawahnya dipakai untuk menampung air nutrisi atau AB mix. Kemudian minuman kemasan botol tersebut bisa disimpan di rumah sesuai kebutuhan tanaman,” terangnya.
Dan ke empat , kreatif dalam penggunaan kantong plastik. Kantong plastik merupakan barang yang digunakan dalam keseharian kita. Ketika sudah tidak bisa digunakan lagi maka kita akan membuangnya, kantong plastik dapat mencemari tanah dan air di lingkungan kita.
“Meskipun bentuknya tipis dan ringan, kantong plastik terbuat dari bahan sintetis yang tidak mudah diuraikan oleh bakteri melalui proses pembusukan, sehingga ia akan bertahan hingga belasan atau puluhan tahun sebelum benar-benar hancur tak bersisa,” katanya.
Menurut dia, banyak lahan di sekitar kita rusak karena tanahnya dicemari sampah kantong plastik, yang karena murah dan nilai praktisnya membuatnya banyak dipakai dan dibuang.
Di Desa Sekarwangi juga sampah kantong plastik merupakan permasalahan dimana kantong plastik selain dibuang juga dibakar yang akan membuat kerusakan pada tanah.
“Maka MPM 03 mengajak Ibu-ibu di Desa Sekarwangi untuk mengumpulkan kantong plastik agar dapat dikreasikan menjadi hiasan-hiasan cantik salah satunya bunga-bunga yang dapat dipajang di sudut ruangan,” ujarnya.
“Dimana MPM 03 juga membuat bersama dengan ibu-ibu Desa Sekarwangi agar mereka dapat belajar bersama dalam pembuatan hiasan bunga-bunga tersebut,” imbuhnya. (BR-72).
Discussion about this post