Bandungraya.net | Mulai hari ini (4/1/2022) semua ponsel atau handphone Blackberry yang menggunakan sistem operasi (OS) BlackBerry 10 atau lebih rendah sudah tidak bisa beroperasi lagi.
Dilansir dari CNBC Indonesia semua ponsel BlackBerry yang tidak menjalankan sistem operasi Android tidak bisa lagi mengakses internet, mengirimkan pesan SMS, atau menelepon.
“Mulai tanggal ini, perangkat yang menjalankan layanan dan software lama melalui operator atau koneksi Wi-Fi tidak akan lagi berfungsi dengan baik, termasuk untuk fungsi data, panggilan telepon, SMS, dan 9-1-1,” tulis BlackBerry dalam pernyataan resminya.
Menawarkan keyboard fisik dan pesan instan BBM, BlackBerry pernah menjadi pemain utama di dunia ponsel. Pada dekade pertama tahun 2000-an, perangkat ini disandang dengan bangga oleh para profesional kerah putih dan Presiden Barack Obama saat itu.
Pada puncaknya pada tahun 2009 dan 2010, BlackBerry menguasai hampir 20% pangsa pasar smartphone global, menjual lebih dari 50 juta smartphone per tahun.
Tetapi dengan munculnya perangkat layar sentuh iPhone dan Android, BlackBerry akhirnya menjadi tertinggal dan ketinggalan zaman.
Sejatinya, ketika iPhone pertama kali diluncurkan pada Juni 2007, perangkat ini tidak dengan segera menyalip pengaruh BlackBerry. Dengan status elit dan reputasi user-friendly, para pebisnis khususnya, tetap setia pada BlackBerry. Sistem pesan instan BBM BlackBerry juga tetap menjadi fitur favorit pengguna, dengan fitur yang sama dan kemudahan iMessage saat ini.
Namun, segera, teknologi BlackBerry tertinggal dan pengguna mulai beralih dari keyboard fisik. BlackBerry meluncurkan serangkaian perangkat yang diterima dengan buruk saat iPhone naik level dan Android menjadi alternatif yang layak. Setelah rilis iPhone 4, penjualan ponsel Apple melampaui penjualan BlackBerry untuk selamanya.
Pada saat teknologi BlackBerry mulai mengejar para pesaingnya, hal itu sudah terlambat dan ketinggalan zaman. Para profesional yang bekerja, salah satu basis pelanggan inti BlackBerry, mulai beralih ke iPhone dan Android.
Contohnya pada September 2012, CEO Yahoo Marissa Mayer mengimbau karyawannya untuk melakukan transisi perangkat “dari Blackberry ke smartphone”, seperti dikutip dari Guardian, Selasa (4/1/2022).
Pada 2016, BlackBerry mengumumkan akan melakukan outsourcing produknya dan tidak lagi memproduksi ponselnya sendiri. Sebagai gantinya, perusahaan bergerak untuk beralih ke perangkat lunak, mirip dengan Nokia, mantan raksasa seluler lainnya.
Saat ini, BlackBerry menyebut dirinya sebagai “perusahaan perangkat lunak dan keamanan siber perusahaan” yang mengembangkan solusi perangkat lunak untuk perusahaan. Perusahaan masih mempekerjakan ribuan pekerja dan menarik pendapatan sekitar satu miliar dolar pada tahun 2020, menurut Statista. (Red)
Discussion about this post