Sumedang (BR.NET).- Pemkab Sumedang gelar Sekolah Lapang Gempa Bumi secara masif bersama Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bertemakan Membangun Masyarakat Sumedang Tanggap Gempa, yakni di Aula Gedung Adinira SMAN 1 Sumedang, Selasa 23 Januari 2024.
Dalam kegiatan yang mencakup peluncuran gerakan tas siaga gempa dan simulasi gempa bumi tersebut, di hadiri Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, didampingi Pj Bupati Sumedang Herman Suyatman, beserta Dandim 0610/Sumedang Letkol Kav Christian Gordon Rambu, dan Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono.
Diutarakan dalam sambutannya, Pj Bupati memohon do’a kepada Alloh SWT agar masyarakat Sumedang dijauhkan dari bencana dan diberikan kekuatan agar bisa menghadapinya, bahkan menjadikan bencana sebuah ujian.
Menurutnya, doa tersebut untuk warga Sumedang juga untuk teman-teman berbagai pemangku kepentingan yang sedang melaksanakan Sekolah Lapang Gempa Bumi.
“Di pergantian tahun, Sumedang dilanda gempa bumi M 4,8 dan beberapa kali gempa susulan. Gempa Sumedang telah merusak hampir 2.000 bangunan,” katanya.
Sisi lain, sebutnya, bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Sumedang menjadi pembelajaran. Sumedang teridentifikasi yang sedang didalami sebagai salah satu pusat gempa.
“Kami akan lakukan bagaimana mempersiapkan diri agar warga masyarakat Sumedang memiliki literasi bencana gempa yang baik. Jadi masyarakat Sumedang literatur terhadap bencana gempa bumi. Sehingga apabila ada bencana kejadian maka yang pertama bagaimana bisa mengurangi risiko atau meminimalisasi korban jiwa,” ungkapnya.
Selain mendorong literasi kebencanaan, kata dia, Pemda Sumedang juga sedang mereview dan mendesain Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) agar masuk mitigasi bencana khususnya bencana gempa bumi. Misalnya dalam pengurusan IMB atau PBG masyarakat harus memperhatikan keamanan bangunan dan kaidah-kaidah bencana.
“Sekolah Lapang Gempa Bumi ini, akan kami lakukan secara masif ke berbagai lapisan masyarakat di kecamatan, desa sampai tingkat RT, RW termasuk di sekolah-sekolah. Targetnya adalah bagaimana masyarakat Sumedang seluruhnya literatur terkait dengan bencana alam,” kata Herman.
Sementara itu, disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono, bahwa gempa bumi di Sumedang pada akhir Desember 2023 terjadi sebanyak 23 kali gempa.
“Hasil monitor sejak tanggal 13 Januari 2024 sampai saat ini sudah tidak mencatat adanya gempa bumi. Artinya kondisi tektonik batuan kemarin yang mengalami pergeseran sudah stabil lagi. Harapannya tidak akan lagi ada gempa,” paparnya.
Namun demikian, terang Daryono, sumber gempa itu bisa terjadi perulangan namun entah berapa puluh tahun lagi itu bisa terjadi lagi.
“Jadi periode ulang gempa itu sebuah keniscayaan yang pasti terjadi. Tetapi kapan itu terjadi belum bisa diprediksi dan belum bisa diramalkan. Dalam ketidak pastian kapan terjadinya kita masih bisa mitigasi menyiapkan bangunan yang strukturnya kuat, dan berlatih evakuasi,” jelasnya.
Dikatakan, Sumedang meskipun catatan statistiknya gempanya rendah tetapi terbukti di Sumedang ada sumber gempa.
“Itu terbukti dengan adanya pusat-pusat gempa yang berada di Sumedang ini. Masyarakat tidak perlu takut dan khawatir. BMKG dan pemerintah akan mengedukasi, mendampingi hingga benar-benar akan menjadi warga yang mempunyai kapasitas dalam menghadapi bencana,” pungkasnya. (Gani)
Discussion about this post