Cianjur (BR).- Gempa bumi yang terjadi dengan kekuatan 5,6 Magnitudo, Senin (21/11/2022) berpusat di Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi atau koordinat 6.6 LS dan 197 BT dengan ke dalaman 10 kilometer.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Mitigasi dan Klimatologi Geofisika (BMKG), dalam konferensi pers, Senin.
Dwikorita Karnawati menyebutkan, gempa bumi ini tak berpotensi tsunami karena merupakan jenis gempa di darat.
Dari data BMKG sudah ada 25 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4 dan terkecil magnitudo 1.
“Diduga gempa ini akibat pergerakan Cesar Cimandiri atau Cesar Padalarang. Namun dampak yang paling parah di Kabupaten Cianjur,” kata Dwikorita.
Menurut Dwikorita, pihaknya belum dapat memastikan cesar mana yang bergerak dan patah karena dibutuhkan beberapa data yang harus dicek ke lapangan dengan pengukuran.
“Masyarakat diimbau tenang dan tidak terpengaruh isu, menghindari bangunan rusak dan retak akibat gempa. Periksa bangunan tahan gempa. Serta dapatkan informasi resmi dari BMKG, infobmkg instagram rwitter, web bmkg.go.id, ” imbaunya.
Ia mengatakan, Kabupaten Cianjur yang paling terdampak, karena getaran gempa di wilayah tersebut skala sebesar 5 – 6 MMI, yang dirasakan seluruh warga Cianjur.
Kemudian Garut dan Sukabumi dengan skala 4-5 MMI, Kota Cimahi, Lembang (KBB), Kota Bandung. Cikalongwetan, Bogor dan Bayah skala 3 MMI getaran dirasakan nyata.
Kemudian Rancaekek di Kabupaten Bandung, Tangerang Selatan, Jakarta, Depok dengan skala 2-3 MMI getaran terasa dalam rumah. (Red)
Discussion about this post