Bandung (BR. NET).- Sebelumnya BMKG telah mengupdate kekuatan gempa yang mengguncang wilayah Kertasari dari M5.0 menjadi berkekuatan M5.1 dan gempa tersebut merupakan gempa pertama terbesar diwilayah tersebut sejak catatan gempa dari tahun 1900.
Pasca gempa terjadi Badan Geologi mengunjungi wilayah terdampak gempa diwilayah Kertasari, mereka melakukan penelitian mengenai darimana asal sebenarnya patahan penyebab gempa tersebut. Mereka meneliti berdasarkan :
Jejak Rupture (Retakan) hal ini biasa terjadi pasca terjadinya gempa dengan kedalaman dangkal dimana akan adanya beberapa bangunan, jalan atau tanah yang berpindah beberapa cm hingga meter pasca terjadi gempa. Dan jejak Rupture ini selalu memanjang mengikuti gerakan patahan tersebut
Sag Pond (Kolam Air) pasca gempa terjadi yang diakibatkan oleh patahan aktif biasanya akan tercipta beberapa kolam air dadakan dengan berbagai ukuran yang menandakan adanya bagian patahan yang bergerak turun atau naik atau bergeser mendatar yang menciptakan cekungan secara tiba2 dan menekan air tanah untuk merembes kepermukaan. Sag Pond ini juga biasa tercipta pasca terjadi pergeseran patahan dengan kedalaman dangkal dimana Sag Pond ini akan hilang dengan sendirinya.
” Gaya Berat dari beberapa permukaan yang berbeda diwilayah Kertasari untuk mencari adanya struktur yang memiliki perbedaan”.
Setelah dilakukannya penelitian, Badan Geologi menemukan adanya indikasi Patahan baru yang dinamakan sebagai Patahan Kertasari sebagai salah satu penyebab dari gempa M5.1. Patahan ini membentang dari Wilayah Cirawa hingga ke area Pabrik Kenhose. Badan Geologi melihat dari beberapa Rupture dan Sag Pond yang tercipta akibat gempa yang bukan berasal dari Patahan Garsela Rakutai karena terletak jauh dari Patahan Garsela Rakutai
Sebelumnya BMKG menyatakan gempa ini berasal dari Patahan Garsela Rakutai setelah BMKG mengupdate lokasi dan sebaran gempa susulan yang ternyata berada pada titik Patahan Garsela Rakutai
Untuk Panjang Patahan Kertasari ini belum diinformasikan oleh Badan Geologi. Dengan ditemukannya patahan baru ini maka menambah daftar patahan aktif di Indonesia yang harus diwaspadai, Patahan Kertasari ini sudah terbentuk sejak dulu sebelum adanya pemukiman diwilayah ini namun baru saat ini patahan tersebut terlihat eksistensinya
Kita patut berterima kasih kepada Badan Geologi yang meneliti Patahan tersebut karena kita akhirnya tahu bahwa adanya patahan baru yang harus kita kenal dan waspadai, pelajari dan kenali informasi tentang penelitian patahan tersebut guna menghadapi kejadian yang sama yang akan terulang dimasa depan. Tetap waspada dan tambah pengetahuannya. (red)
Sumber : Penelitian Badan Geologi, Pemetaan Sebaran Gempa Susulan BMKG, Sumber photo dari Badan Geologi
Sumber : Info Gempa Dunia
Discussion about this post