BOGOR (BR).- Cabor biliar Porda XIII yang semula sempat memanas, akhirnya berlangsung kondusif. Kunci dari semua ini tentu adanya penyatuan persepsi antar panpel.
“Semula penyatuan persepsi antar panpel ini terkesan mendahulukan ego masing-masing namun setelah kami melakukan komunikasi dan pendekatan persuasif, alhamdulilah semua bisa teratasi,” ujar ketua pengprov Pobsi Jabar Rudi Rudolfus Kadarisman dalam kesempatan bincang dengan wartawan disela sela pertandingan cabor biliar Porda XIII di Darmawan Village Kabupaten Bogor.
Rudi mengatakan, kalaupun ada perbedaan itu semata hanya human error saja. “Bagi kami hal yang paling penting dari Porda itu adalah sosialisasi mengenai aturan. Banyak kontingen dan ofisialnya yang belum memahami mengenai aturan aturan itu. Bersama sekum, kami sering mengevaluasi mengenai itu. Atletpun sering kami ajak dialog,” ungkap Rudi.
Rudi mengatakan kunci untuk mengklirkan permasalahan yang timbul adalah komunikasi dan pendekatan persuasif. Kisruh awal di cabor biliar telah menjadi momentum yang tepat untuk menyatukan perbedaan, bukan malah memperuncing perbedaan. “Demi pembinaan dan prestasi atlet, kami telah melakukan hal- hal terbaik. Kami on the track. Intinya atlet jangan jadi korban,” tegas Rudi.
Seperti diketahui sebelumnya, Pobsi Jabar siap menempuh jalur hukum apabila panpel Porda menggelar pertandingan dan membatalkan kesepakatan, kebijakan dan regulasi yang sudah tertuang dalam technical handbook. Hal ini agar Porda bisa digelar sesuai sesuai kesepakatan bersama dan arahan KONI Jabar yang melibatkan peserta asal 25 pengcab Pobsi hasil babak kualifikasi di kota Bekasi dan Kabupaten Cirebon. (BR.06)
Discussion about this post