JAKARTA (BR.NET).-Ketika Timnas Indonesia masih berjuang di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, satu nama yang dulu dielu-elukan justru tengah terpuruk di tanah kelahirannya. Shin Tae-yong, sosok yang pernah dianggap penyelamat sepak bola nasional, kini menjadi sorotan di Korea Selatan usai dipecat Ulsan FC pada Kamis (9/10).
Menurut sejumlah media Korea, pemecatan Shin bukan sekadar akibat kekalahan telak 0-3 dari Gimcheon Sangmu pada Minggu (5/10)—yang menjadi kekalahan ke-13 bagi Ulsan musim ini. Lebih dari itu, Shin disebut gagal membangun komunikasi yang baik dengan para pemain. Situasi ini mengingatkan pada problem serupa yang sempat muncul saat ia menangani Timnas Indonesia.
Kini, sang juara bertahan K League 1 itu terpuruk di posisi ke-10 klasemen—tiga terbawah. Ironis? Lebih dari sekadar ironi, ini menjadi tamparan bagi mereka yang masih percaya pada “daya magis STY”.
Di Indonesia, nama Shin Tae-yong pernah dielu-elukan sebagai simbol harapan baru sepak bola nasional. Namun di Korea Selatan, tanah yang seharusnya menjadi arena pembuktian sejati, ia justru gagal menunjukkan ketangguhannya.
Liga domestik yang penuh gengsi berubah menjadi panggung kejatuhan.
Pemecatan ini menjadi penanda: mungkin Shin hanya mampu bersinar di panggung yang lebih kecil. Ketika tekanan dan ekspektasi di negeri sendiri meningkat, arah langkahnya justru memudar.
Kini, sudah saatnya publik Indonesia berhenti hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Shin Tae-yong bukan lagi juru selamat. Ia hanyalah pelatih yang gagal membuktikan diri di tanah kelahirannya.*
Discussion about this post