PANGALENGAN (BR).- Pihak SMAN Pangalengan Kab. Bandung jauh jauh hari sudah melakukan antisifasi guna penyelenggaraan UASBN dan UNBK Agar tidak terjadi adanya Padam Lampu, Jaringan Lemot, serta paktor keamanan disekolah yang dapat mengganggu kelancaran Penyelenggaraan UASBN dan UNBK di SMAN Pangalengan Kab. Bandung.
Nasib 370 siswa SMAN Pangalengan Kab. Bandung dari jurusan IPA / IPS mulai hari kemarin tengan menentukan Nasibnya, Lulus dan Tidaknya siswa / siswi ditentukan diantaranya dari hasil UASBN / UNBK, untuk SMAN Pangalengan pelaksanaan UASBN diselnggarakan Berbasis UNKP, hal tersebut disampikan Kepala SMAN Pangalengan H. Dudi Rohdiana pada bandungraya.net diruang kerjanya.

Menurut Dudi,, para siswa di SMAN Pangalengan pada pelaksanaan UASBN saat ini Tidak memakai Android hal itu dilakukan berdasarkan pertimbangan kondisi Alam, serta kedudukan sekolah dikhawatirkan ganguan jaringan, jelas Dudi.
Sedangkan untuk Pengawas melakukan shearing mata pelajaran namun untuk Pengawan Ruangan UASBN masih memperdayakan guru guru di SMAN Pangalengan, ujarnya.
Lebih jauh Dudi mengatakan, bahwa untuk Penyelenggaraan UNBK di SMAN Pangalengan dilaksanakan secara Mandiri dibagi menjadi tiga sesi, sementara sarana komputer yang dimiliki SMAN Pangakengan ada 140 unit, selain itu untuk Antisifasi pihak SMAN Pangalengan sudah melakukan kordinasi untuk penyelenggaraan UNBK diantaranya dengan Pihak Pemerintah Desa, Kecamatan, Telkom dan Pihak PLN, pungkas Dudi.
Berkaitan dengan penyelenggaraan UASBN/UNBK Kepala Kcd. SMA Wilayah VIII H. Dede Amar pada bandungraya.net menuturkan bahwa berdasarkan pantauan pihak KCD sekolah sekolah yang ada diwilayah kerjanya dalam menyelenggarakan UASBN masih berjalan Normal dan Tertib serta Lancar.
Diutarakan Dede, bahwa untuk penyelenggaraan UNBK pihaknya masih terus melakukan pemantauan kesekolah sekolah sejauhmana kesiapan mereka, selain itu pihak KCD Wil. VIII terus melakukan sosialisasi penyelenggaraan UNBK.
Dijelaskan Dede Amar, bahwa dalam penyelenggaraan UASBN diwilayah kerjanya saat ini sekolah ada yang menyelenggarakan secara berbasis Komputer, Android dan UNKP,, ulas Dede, berdasarkan hasil pantauan bahwa pelaksanaan secara Android dipandangnya sangat menyulitkan para siswa siswi, jadi diharapkan kedepan agar para siswa siswi tidak lagi memakai sistem Android melainkan sistem komputerisasi kiranya baik Pemerintah Pusat maupun Provinsi dapat lebih fokus terhadap bantuan pengadaan Komputer, karena berdasarkan pantauan para siswa lebih nyaman menggunakan Komputer, ujarnya.
Ulas Dede Amar pula, bahwa pihak KCD Wilayah VIII sudah menyampaikan surat agar pemerintah Provinsi melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jabar dapat meningkatkan pengalokasikan Kegiatan untuk bantuan komputer bagi sekolah, papar H. Dede Amar. ( BR. 01 )
Discussion about this post