Bandung (BR).- Kasus yang terjadi di SDIT Fitrah Insani 7 Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, hingga memicu orangtua siswa untuk menempuh Jalur Hukum.
Hal ini mendapatkan tanggapan ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bandung Prof. Toto Sutarto Gani Utari yang menurutnya asal kata pendidikan adalah didik yang maknanya adalah membangun atau membentuk prilaku, berbeda dengan makna sebelumnya yang mengatakan bahwa pendidikan itu merubah prilaku, Ujarnya Jumat 24 November 2023.
“Perilaku seseorang yang sudah terbentuk sebelumnya tidak akan berubah, atau hilang, atau dihapus.”
Dijelaskan Prof. Toto, prilaku yang keluar dari setiap orang ada polanya di dalam memori (otak), polanya tersimpan permanen. Apabila ada yang ingin prilakunya berubah harus membuat pola baru agar yang keluar prilaku yang polanya baru dibangun atau dibentuk.
Dengan sendirinya membangun atau membentuk pola baru harus lebih dominan dari pola sebelumnya agar yang keluar prilaku yang dikendalikan oleh pola baru ntersebut. Pola lama yang tidak dikehendaki tidak hilang atau berubah, tetapi tenggelam di dalam memori, sewaktu-waktu akan muncul lagi ke permukaan apa bila ada stimulus yang sangat kuat memanggilnya, ulas Prof. Toto.
Menurut Ketua Dewan Pendidikan, Lembaga Pendidikan didirikan untuk maksud membangun atau membentuk prilaku, bukan untuk merubah prilaku, Jadi betapa beratnya para pengelola dan pelaksana Lembaga Pendidikan, sehingga harus mengupayakan siapa yang pantes menjadi pengelola dan pelaksananya.
“Saya ingatkan kembali bahwa perilaku yang sudah terbentuk akan permanen tidak bisa dirubah, diganti atau dihapus, jadi sekali salah membangaun polanya seumur hidup prilaku itu aka ada walaupun tidak muncul ke permukaan,” ujar Dewan Pendidikan.
Sambung Prof. Toto, Untuk mewujudkan makna Lembaga Pendidikan harus ada Kerjasama antara seluruh stakeholder sehingga tercapainya tujuan Lembaga Pendidikan (sekolah).
“Diawali dengan menyadari bahwa sekolah berdiri untuk membangun prilaku peserta didik, sehingga tidak ada sedikitpun hak pengelola, pendidik dan oranag tua/wali di dalamnya.”
Ditegaskan Prof. Toto Sutarto, Tidak ada rasa ingin puas melampiaskan emosi bagi pengelola, pendidik dan orangtua/wali, karena semakin ingin meluapkan emosi kepuasan pribadi semakin hancur prilaku peserta didiknya.
Berikutnya harus dirumuskan perencanaan yang matang ke arah tujuan Pendidikan, selain membangun prilaku yang berkaitan dengan konsep-konsep pembelajaran, juga direncanakan membangun prilaku menutupi prilaku yang dianggap kurang bisa ditolerir yang sudah ada pada prilaku anak sebelum masuk sekolah.
“Semua harus Kembali pada konsep Pendidikan, apabila mempertahankan ego masing-masing yang menjadi korban adalah peserta didik, krena semua yang dilakukan oleh pengelola, pendidik dan oranagtua/wali juga sebagai proses pembentukan prilaku peserta didik,” papar Prof. Toto.
Menurut Prof. Toto Sutarto, Pantas diacungkan jempol terhadap upaya Dr. Agus Firman sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung yang telah memberikan masukan kepada SDIT Fitrah Insani, sehingga pengelola sekolah telah menyadari bahwa sekolah bukan tempat melampiaskan ego, meskipun sudah dibuat peraturan untuk itu.
Semua harus berusaha melakukan cooling down demi masa depan peserta didik, Keberhasilan sekolah dan orangtua/wali dalam mengendalikan prilaku anak Bersama-sama adalah keberhasilan yang luar biasa dunia akhirat.
Menurut Toto Sutarto Gani Utari, Dinas Pendidikan harus terus meningkatkan perhatian kepada sekolah-sekolah, agar berfungsi sebagai Lembaga pembentuk prilaku yang sesuai dengan cita-cita para pendiri negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan berakhlakul karimah.
Dengan bonus demografi yang melimpah di Kabupaten Bandung harus terus meningkatkan kualitas Lembaga Pendidikan terutama meningkatkan kualitas para pendidiknya.
Kembali ditegaskan Toto Sutarto, Kami dari Dewan Pendidikan siap untuk membantu Dinas Pendidikan dalam melaksanakan semua yang kami sarankan. Khusus yang berkaitan dengan masalah di SDIT Fitrah Insani 7, akan lebih baik untuk duduk Bersama bicara dari hati ke hati semua pihak, semoga dengan cara itu akan bisa disadari oleh semua pihak. (BR.01)
Discussion about this post