Soreang (BR).- Sudah bukan rahasia publik lagi saat penyelenggaraan PPDB, akan diikuti dengan adanya indikasi bisnis yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Seperti terjadi di wilayah Kab. Bandung baik sekolah negeri maupun swasta, mulai Tingkatan Sekolah Dasar ( SD), Sekolah Menengah Pertama ( SMP), hingga SMA/SMK, tidak terlepas dengan adanya pembelian PSAS yang bersipat Internal.
Hal ini sangat klasik dan terjadi berulang dari tahun ke tahun, akan tetapi bebagai dalih pun muncul dari pihak sekolah, ada juga yang berdalih subsidi silang karena harga yang dijatuhkan sangat tidak relevan.
Seperti di beberapa sekolah di Kab. Bandung, siswa hanya menerima satu pasang pakaian olahraga raga, satu potong batik sekolah, dan satu potong dengan istilah Baju Gamis, para orangtua dan siswa harus mengocek saku 750 ribu hingga Rp. 800 ribu rupiah per orangtua siswa.
Yang lebih menyedihkan lagi, orangtua siswa kurang 50 ribu rupiah dari angka yang ditentukan pakaian seragam pun tidak diberikan.
Disinilah nampaknya Kurikulum Merdeka Belajar, masih sangat jauh untuk diimplementasikan atau harus berubah nama menjadi “Belajar Merdeka” dari indikasi kolonial yang terjadi disekolah yang ada di kab. Bandung, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA/SMK.
Akan tetapi para orangtua siswa pun harus paham, betapa parahnya lagi bila siswa siswi di Kab. Bandung, pakaian seragam sekolahnya tidak sama, hal ini sangat perlu mendapatkan tanggapan dan masukan seluruh pihak yang konsen terhadap Dunia Pendidikan di Kab. Bandung. ( ** )
Discussion about this post