Sumedang (BR),- Musda menjadi ajang pemilihan atau pengesahan kepengurusan baru ditingkat daerah, kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap program kerja, menetapkan arah kebijakan dan kinerja partai pada periode sebelumnya.
Musda DPD Partai Golkar Sumedang yang juga dapat menjadi ajang konsolidasi dan silaturahmi baru akan digelar September. Tapi aroma pertarungan sudah tercium seperti asap sate di pasar malam—tercium dari jauh, tapi menusuk hidung begitu mendekat.
Target utama tampaknya sudah jelas: Sidik Jafar, Ketua DPRD Sumedang sekaligus incumbent Ketua DPD Golkar. Namanya mendadak jadi bahan bakar di salah satu media online. Polanya? Klise. Modusnya? Usang. Waktunya? Tentu saja pas menjelang momen krusial.
Bagi yang paham politik lokal, ini bukan sekadar berita—ini gergaji politik yang mulai diasah. Tujuannya bukan membelah kayu, tapi mengikis perlahan batang beringin agar goyah sebelum hari penentuan.
Dan mengapa Sidik yang dibidik? Karena ia bukan lawan sembarangan. Di bawah komandonya, kursi Golkar di DPRD Sumedang melonjak dari 7 jadi 10, suara naik dari 80 ribu ke 147 ribu, dan rekrutmen kader menembus peringkat 8 nasional dari 500 kabupaten/kota. Singkatnya, ia datang ke Musda bukan dengan tangan kosong, tapi membawa trofi prestasi.
Sayangnya, di dunia politik, prestasi kadang bukan tameng, melainkan undangan terbuka bagi serangan. Di sini, logika yang berlaku bukan “yang berprestasi dihormati”, tapi “yang berprestasi dihabisi”—setidaknya di mata mereka yang merasa terancam.
Serangan miring, black campaign, dan framing media adalah senjata lama yang masih dianggap ampuh. Dan mereka tahu, merusak citra lebih mudah daripada membangun kepercayaan publik. Apalagi, sekali berita buruk dilempar, klarifikasi biasanya kalah cepat dibanding gosip yang sudah keburu berlari.
Sampai September nanti, pertarungan ini bukan lagi soal siapa yang punya program, tapi siapa yang paling tahan digergaji sambil tetap berdiri. Karena di politik, pohon beringin yang tak tumbang bukan karena anginnya reda—tapi karena akarnya jauh lebih kuat daripada gergaji para penebangnya. (Gani)
Discussion about this post