CIWIDEY, (BR.NET).- Akibat Komiditi teh sedang kurang sehat, selain harga pasar anjlok sehingga perusahaan atau PTPN VIII mengambil langkah ke arah pengembangan asset.
Pengamanan Asset yang ada di wilayah Rancabali atau wilayah lainnya, asset banyak terutama wisata sehingga area cadangan akan kita kerjasamakan dengan para Investor dan Pengusaha Wisata. Hal tersebut diutarakan Manager PTPN Rancabali Irwan Kurniawan Sp, saat menghadiri acara Sinergitas Pelaku Usaha Pariwisata di Kab. Bandung di eMTe Highland Hotel, pada Senin 11 Desember 2023.
Irwan menjelaskan bahwa Perusahaan perkebunan negara PT Perkebunan Nusantara sudah Holding Perkebunan dan tergabung dari PTPN 1 sampai PTPN IX Itu terjadi di Tahun 2014 di gabungkan menjadi Holding perkebunan, di Bulan November Tahun 2022 akan digabungkan lagi ada Sub Holding yang terbagi menjadi Tiga Sub Holding yaitu Palm Comporate PTPN Sawit digabungkan terus Sugarco PTPN Gula pabrik pabrik digabungkan kemudian Supertingko yaitu diluar Gula dan Sawit dan bergbaung ke PTPN 1 dari PTPN 9 ,Itu dalam rangka efisiensi dalam hal pengembangan komoditi dalam hal pengamanan pangan dalam anjuran pemerintah.
Sementara Area wisata di wilayah Perkebunan Rancabali hingga saat ini ada kurang lebih 200 Hektar yang sudah dikerjasamakan diantaranya dengan Geotermal, pengembang lokal , Baik Ciwidey, Rancabali, Bandung, Jakarta,dan yang sudah berjalan ada Lima yaitu Glamping dari Pihak PT Prakarsa, kemudian Curug tilu, Kemudian Emte, kemudian Argo wisata,dan kita juga punya Argo wisata sendiri ,Pusat koperasi PTPN, dan ada yang menyusul dari pendor atau PT yang mengajukan kerjasama.
“Direncakan akan diprogramkan hingga tahun 2024 mendatang, kita akan kerjasama kurang lebih 500 Hektar lahan dengan Pengusaha wisata atau Geotermal. Untuk pengelolaan lahan direncakan akan kita alihkan dari HGU Ke HPL untuk mempermudah kerjasama dalam hal hal pengembangan maupun kerjasama lainnya,”Irwan Kurniawan.
Pungkas Manager PTPN Rancabali, Ini lahan negara, BUMN memberikan untuk pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU) kurang lebih 25 tahun, dengan opsi perpanjangan karena ini lahan negara, untuk memudahkan dalam hal pengembangan kerjasama baik dengan Argo wisata, Energi, Geotermal, lebih memudahkan HGU ke HPL dalam perijinan baik pihak pengusaha, Pengembang, Pendor atau Argo Wisata. ***
Discussion about this post