Pangalengan. (BR)- Pihak PT. Start Energy Geotermal (persero) sudah melakukan komunikasi dengan semua pihak terkait, dan mendengar pihak pihak yang menyampaikan keprihatinan, dan untuk lingkungan kami sudah mengikuti semua aturan dan kalau memang ada yang harus ditingkatkan kami tingkatkan hal tersebut disampaikan manager humas start energy geotermal Iwan Azzof Comm pada awak media selasa (04/08/2020).
Menurut Iwan, bahwa tanah yang rencana dipakai untuk lokasi sumur pengeboran panas bumi adalah tanah milik PTPN, dan kami tegas Iwan sejak tahun 2016 sudah melakukan komunikasi dengan pihak PTPN, pihak PTPN bersama start energy geotermal sudah menjelaskan bersama sama kapan proyek dilaksanakan, itu jauh hari sebelumnya sudah di ingatkan kepada para petani, ucap Iwan.
” Berkaitan dengan tuduhan adanya indikasi kesulitan air bersih (kekeringan) dan kekhawatiran masyarakat imbas dari pengeboran, silahkan diteliti ajak ahli ahlinya dalam bidang tersebut, kalau memang masih diragukan, kami sudah mengikuti peraturan amdal dan peraturan lingkungan ” papar iwan.
Lebih jauh Iwan menjelaskan, bahwa untuk lokasi yang akan dipergunakan sumur pengeboran untuk sementara seluas 2 hektare, dan nanti dilokasi tersebut akan dihijaukan lagi, tuturnya.
Sementara Kepala Desa Margamukti Kec. Pangalengan H. Odang Kusnadi saat dihubungi awak media diruang kerjanya mengatakan bahwa apdesi kec. Pangalengan sebelumnya pernah diundang oleh pihak start energy geotermal di kantor kementrian lingkungan hidup untuk audent rencana pembangunan pengeboran sumur baru di start energy geotermal, ujar Odang.
Dalam kesempatan tersebut diutarakan Odang, dibahas pula tentang Amdal rencana pembangunan sumur baru oleh pihak start energy geotermal, imbuhnya.
Berdasarkan sepengetahuan pemerintah desa dilokasi tersebut belum ada kegiatan pengeboran, namun beberapa waktu kebelakang pihak pemerintah Desa Margamukti mendapatkan surat dari pihak PT. DIVCO bahwa proyek akan dilanjutkan, yang sebelumnya sempat terhenti karena pandemi covid 19, jelas Odang.
Kades Margamukti berharap agar komunikasi lebih diintensipkan lagi, lebih masif lagi, antara pihak PT. Start Energy Geotermal baik dengan petani, warga sekitar, maupun pemerintah desa karena ada istilah “baik buruk dengan komunikasi” karena dilokasi tersebut menyangkut kepentingan masyarakat ada pertanian, penyabit rumput, dan lainnya, pungkas Odang Kusnadi. (BR. 01)
Discussion about this post