Cileunyi (BR).- Kepala SDN Percobaan Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung Hj. Juju Juangsih mengaku terpaksa menerima “jatah” yang disodorkan komite sekolah dari hasil pungutan terhadap orang tua siswa di sekolah tersebut. Namun ia mengaku sudah sempat menolak sebelum akhirnya diyakinkan bahwa pungutan tersebut merupakan sumbangan sukarela yang didasari kesepakatan orang tua siswa dan sudah terjadi bertahun-tahun sebelum Juju menjabat.
Juju mengatakan, dirinya baru menjabat Kepala SDN Percobaan Cileunyi sekitar dua tahun lalu. “Setelah sebulan saya berada di SDN Percobaan, tiba-tiba ada unsur komite sekolah yang menyodorkan amplop berisi uang,” ujarnya saat dihubungi bandungraya.net Selasa (18/9/2018).
Juju tidak menampik jika uang tersebut berjumlah seperti diberitakan sebelumnya yaitu Rp 2 juta. Namun ia menegaskan bahwa awalnya ia kaget dan menolak amplop tersebut.
“Saya tanya ini uang apa, tidak biasa menerima hal seperti itu. Namun katanya itu merupakan bentuk reward atau penghargaan bagi kepala sekolah,” ucap Juju.
Dia menambahkan, unsur komite tersebut juga meyakinkan bahwa dirinya layak menerima penghargaan itu karena sudah bekerja dalam waktu lebih banyak ketimbang kepala sekolah di SD lain. “Saya bilang sudah terima gaji dari pemerintah, namun komite bersikeras bahwa saya sudah bekerja lebih keras dibandingkan di sekolah sebelumnya,” ucapnya.
Selain itu, kata Juju, unsur komite pun menekankan bahwa Kepala SDN Percobaan sebelumnya juga selalu menerima penghargaan tersebut. Oleh karena itu akhirnya Juju dengan berat hati menerima penghargaan tersebut.
Secara pribadi, Juju menekankan jika memang penghargaan itu merupakan niat baik, maka Ia menghargai dan berharap berkah untuk semua. Sejak itu pun Juju terus mendapat sodoran “jatah” setiap bulan berjumlah Rp 2 juta.
Selain itu, setiap ada kegiatan sekolah yang didanai dari orang tua siswa lewat komite, Juju hampir selalu mendapat tambahan. Kalau ada kegiatan, komite juga suka memberi tambahan.
Meskipun demikian, sebagai PNS, Juju mengaku tak mau menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi. Ia menggunakan “jatah” tersebut untuk menjamu para awak media yang sering datang ke sekolah tersebut.
“Media yang datang ke sini jumlahnya banyak. Jadi uang itu saya gunakan untuk berbagi kepada mereka yang datang bersilaturahmi ke sini, mereka kan saudara kita juga,” kata Juju.
Juju menambahkan, sebagian awak media memang bisa memberikan kwitansi sehingga sekolah bisa mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran. Namun sebagian besar yang meminta uang rokok, bensin atau makan, tidak bisa memberikan kwitansi.
“Untuk mereka yang seperti itulah saya gunakan uang dari komite. Namun dengan jumlah media yang datang, tak jarang saya keluarkan itu lebih besar dari yang diterima dari komite,” ujar Juju.
Dikelola Komite Sekolah
Di sisi lain, Juju menampik tegas jika uang yang dipungut dari orang tua siswa sebesar Rp 3 juta di awal tahun ajaran dan Rp 70.000 per bulan, dikelola oleh sekolah. “Saya tegaskan pengelolaan pungutan itu bukan sekolah. Tugas saya sebagai kepala sekolah hanya mengelola dana bantuan operasional sekolah (BOS), yang disalurkan Pemerintah kepada sekolah,” ujarnya.
Menurut Juju, pengelolaan dana dari orang tua siswa sepenuhnya dilakukan oleh Komite Sekolah. Namun ia selama ini berpikir positif bahwa itu merupakan bukti kepedulian orang tua siswa terhadap kemajuan anak didik di sekolahnya.
“Di SDN Percobaan berbeda dengan sekolah lain, karena lebih banyak kegiatan. Jadi saya bersyukur memiliki orang tua siswa yang begitu perhatian, peduli dan mau bertanggung jawab atas kepentingan dan kegiatan mengembangkan potensi peserta didik,” ujarnya.
Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, H. Maman Sudrajat, menuturkan pada Maret 2018 lalu, dirinya sudah menjelaskan kepada kepala sekolah, semua guru dan semua pengurus komite tidak boleh ada pungutan.
“Yang tidak dilarang adalah sumbangan. Namun itupun harus jelas peruntukannya dengan teknis bisa dititipkan kepada guru honorer, dan tidak menentukan angka sumbangan melainkan sifatnya sukarela,” tegas Maman. (BR-01)
Discussion about this post